BLORA, KOMPAS Selama Lebaran kebutuhan air bersih warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, rata-rata meningkat dua kali lipat. Penyebab umumnya warga kedatangan anggota keluarga yang merantau di luar kota. Untuk mencukupi kebutuhan air itu, sejumlah warga membeli atau menimba air di sumber-sumber air terdekat.
Supriyono (50), warga Desa Kunduran, Kecamatan Kunduran, Blora, Rabu (23/9), mengaku harus mencari air 6-8 jeriken kapasitas 20 liter setiap hari. Padahal kalau tidak ada tamu dari luar kota, dia hanya membutuhkan air 4 jeriken per hari.
Supriyono mengambil air di sumur pantek di lahan desa dan sumur tetangga desa sekitar pukul 05.00 dan 15.00. Dia mengangkut air itu dengan sepeda yang diberi keranjang dari anyaman bambu.
Di Dukuh Kajangan, Kelurahan Sonorejo, Blora, sejumlah warga memilih membeli air ketimbang menimba air. Alasannya, warga tidak mau mengantre lama dan jarak antara sumber air dan permukiman warga cukup jauh, yaitu 0,5-1 kilometer.
Menurut Nasirun (40), warga Dukuh Kajangan, warga mengambil air di sumur pantek dan sumur tetangga desa. Di tempat itu, warga mengantre selama 1-2 jam. ”Untuk mencukupi kebutuhan air selama Lebaran, saya membeli air satu truk tangki kapasitas 5.000 liter seharga Rp 125.000. Cukup untuk 4-5 hari.”
Junoto (41), tukang becak dari Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, mengaku memperoleh rezeki dengan menjual air. Sekali angkut, becaknya bisa memuat 5-6 jeriken kapasitas 20 liter. Sehari ia bisa mendapat sebesar Rp 150.000. (HEN)
Post Date : 24 September 2009
|