Selama 2009 Timbunan Sampah Turun 6 Persen

Sumber:Pikiran Rakyat - 04 Juni 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Selama tahun 2009, timbunan sampah di Kota Bandung menurun sebesar enam persen. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah.

Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Cece H. Iskandar mengatakan, saat ini volume timbunan sampah mencapai 1.800 ton setiap harinya, yang 60 persen diantaranya berasal dari sampah rumah tangga.

"Maka dari itu, meningkatnya kesadaran keluarga untuk mengelola sampah sangat menentukan jumlah sampah yang dihasilkan," katanya selepas peluncuran Bandung Green and Clean di Taman Pramuka, Kota Bandung, Kamis (3/6).

Kesadaran dan peran aktif masyarakat mendesak dilakukan untuk mengurangi sampah di Kota Bandung. Hal ini karena upaya pemkot untuk mengelola sampah masih terbatas pada dua langkah, yaitu pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dan menggunakan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Legoknangka.

Dikatakan, kegiatan Bandung Green and Clean ikut berkontribusi menurunkan jumlah sampah di Kota Bandung. Berdasarkan catatan, pada tahun 2008 terjadi pengurangan sampah hingga 4 persen. Indikator penurunan sampah juga terlihat dari menurunnya rit truk pengangkut sampah. Hingga Desember 2009 terjadi penurunan rit 10 truk, dari 200 truk menjadi 190 truk setiap harinya.

Akhir tahun 2010 Cece menargetkan penurunan volume sampah mencapai 8 persen. Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) PD Kebersihan Kota Bandung yang menargetkan penurunan volume sampah hingga 20 persen di tahun 2013.

Kordinator Bandung Green and Clean 2010 Rohadji Tri mengutarakan, fokus dari kegiatan ini sebetulnya bukan menurunnya volume sampah. Akan tetapi, justru peran masyarakat yang melakukan aksi peduli sampah menjadi tujuannya.

Seratus RW (rukun warga) mengikuti kegiatan Bandung Green and Clean di tahun 2009. Namun, baru tiga puluh RW yang sudah menerapkan pemilahan dan pengomposan sampah secara terpadu.

Kemauan rendah


Adji mengungkapkan, kendala terbesar dalam program ini adalah kemauan masyarakat dan aparat yang masih rendah untuk peduli pada sampah. Sebagian bahkan masih berpikir praktis dan pragmatis sehingga belum mau mengelola sampahnya sendiri.

Peluncuran Bandung Green and Clean 2010 dibuka oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada dan dihadiri oleh pejabat pemkot Bandung. Dalam kesempatan tersebut hadir pula mitra Bandung Green and Clean, di antaranya perwakilan dari PT Unilever, Radio Rase FM Bandung, dan Pikiran Rakyat.

Wali Kota Bandung Dada Rosada mengungkapkan dukungannya karena dinilai sejalan dengan visi pembukaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bandung. Ia menargetkan ketersediaan RTH di Kota Bandung seluas 16 persen di tahun 2013.

Sementara Direktur Utama Pikiran Rakyat Syafik Umar menyebutkan, insan media memiliki peran yang besar untuk mengampanyekan pemeliharaan lingkungan. Ia juga menilai kegiatan ini sebagai paradigma baru untuk mengelola sampah karena berbasis partisipasi masyarakat.

Harapannya, perubahan perilaku masyarakat untuk mengelola sampah bisa muncul setelah hadirnya program ini. Syafik melanjutkan, sebagai bukti kepedulian, tahun ini perusahaannya berencana memelihara dua titik taman kota yang terletak di wilayah selatan Kota Bandung. (A-176)



Post Date : 04 Juni 2010