Selama 10 Tahun Air di Jakarta Tetap Buruk

Sumber:Kompas - 29 Mei 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Ketersediaan air bersih selalu menjadi masalah yang menghinggapi keseharian warga Jakarta. Bahkan, selama 10 tahun pengelolaan air bersih dikerjasamakan dengan swasta, pelanggan masih merasakan buruknya pelayanan air bersih.

Ketua Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta, Achmad Lanti, mengatakan hal itu dalam acara Forum Komunikasi Pelanggan dan Masyarakat, Rabu (28/5). Kedua mitra swasta itu adalah PT PAM Lyonnaise Jaya dan PT Thames PAM Jaya (sejak April berganti nama PT Aerta).

”Hanya satu dari lima kesepakatan kerja sama yang telah dipenuhi, yakni meningkatkan produksi air bersih,” kata Lanti.

Sebanyak empat kesepakatan lain yang belum terpenuhi, di antaranya, peningkatan jumlah pelanggan, rasio cakupan pelayanan, dan volume air terjual. Pencapaian dari kesepakatan ini masih di bawah target, seperti volume air yang terjual mencapai 53 persen dari air yang diproduksi atau hanya 270 juta meter kubik dari 500 juta meter kubik per tahun.

Contoh lain adalah sebagian warga Muara Baru dan Penjaringan, Jakarta Utara, belum memperoleh air bersih. Warga hanya memperoleh air yang berwarna dan berbau.

Manajer Humas PT Palyja Meyritha Maryanie membenarkan air bersih belum terlayani di kedua daerah itu. ”Setiap tahun, kawasan ini selalu terendam air pasang. Sementara itu saluran pipa dan meteran berada di air genangan,” kata Maryanie. Sebagai antisipasi sementara waktu, kata Maryanie, pihaknya setiap hari mengirim truk berisikan air bersih.

Maryanie mengatakan, pada tahun ini sebanyak 62 kios air akan dibangun di daerah kumuh dan miskin di bagian barat Jakarta melalui sambungan pipa air bersih. Biaya yang dibebankan bisa terjangkau oleh masyarakat.

Dari jumlah itu, pada 2008 ini akan dibangun 11 kios air. Dua di antaranya di Kelurahan Menceng dan Rawa Bengkel, Jakarta Barat, sedang dalam proses pembangunan sejak April. (PIN)



Post Date : 29 Mei 2008