|
Pangkajene, Kompas - Meski genangan air terus menyusut, sekitar 200 warga di Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, masih terkurung luapan air Danau Sidenreng, Danau Tempe, dan Sungai Sessang Riu. Untuk masuk dan keluar permukiman, warga terpaksa menggunakan perahu dengan tarif sewa Rp 2.000-Rp 5.000 sekali jalan. Dari pemantauan di lokasi banjir yang berada di perbatasan Kabupaten Sidrap dan Wajo, Sabtu (14/6), air masih menggenangi tiang rumah panggung penduduk setinggi 1-2 meter. Jalan desa, yang merupakan satu-satunya jalur transportasi darat antardesa, masih tergenang setinggi 0,5–1 meter. ”Kami terpaksa naik perahu,” ujar I Tenri Odi (35), warga setempat seraya menunjuk perahu yang baru saja ditumpangi untuk mengangkut beras, minyak goreng, dan minyak tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Camat Panca Lautang M Amin menjelaskan, Desa Wettee dan Desa Lajonga merupakan dua desa di wilayahnya yang sangat rawan tergenang luapan air Danau Tempe. Setiap Mei-Juni, desa-desa tersebut tergenang seluas 300 hektar. Situasi makin parah bila pada saat bersamaan air dari Sungai Sessang Riu juga meluap. ”Tidak hanya tanaman padi yang membusuk, tetapi juga jagung dan tanaman palawija lain,” kata Amin. Menurut dia, luas areal pertanian yang terendam sekitar 100-150 hektar. Saat hujan turun terus-menerus selama sepekan, air dari daerah hulu, yaitu kawasan Perbukitan Pitu Riase, kerap melimpah dan menggenangi Desa Alau Salo, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo. Secara keseluruhan, di Kabupaten Sidrap terdapat lima dari 11 kecamatan yang pekan ini dilanda banjir. Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Panca Lautang, Panca Rijang, Tellulimpoe, Maritengngae, dan Dua Pitue. (NAR) Post Date : 15 Juni 2008 |