|
BANDUNG, (PR).Buruknya sistem drainase di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung, mengakibatkan jalanan layaknya sungai kecil. Hal itu terpantau saat Bandung diguyur hujan deras selama 20 menit, Minggu (11/9) petang. Dari pemantauan PR di lapangan, sejumlah ruas jalan yang terendam air di antaranya Jln. Terusan Kiaracondong, Jln. Kiaracondong, Jln. Banteng (setelah RS Muhammadiyah), Jln. Moh. Toha, dan Jln. Kopo. Tingginya genangan air bervariasi dari 5-20 cm. Bahkan di beberapa tempat, ketinggian air mencapai 40 cm, sehingga memaksa penguna jalan menghentikan kendaraannya. Di Jln. Terusan Kiaracondong, air hujan tak bisa ditampung lagi oleh selokan. Akibatnya, air di selokan meluap ke jalan, sehingga fungsi jalan berubah menjadi got besar. Pemandangan serupa juga terjadi di Jln. Moh. Toha. dan Jln. Kopo. Air hujan yang semestinya masuk ke got, malah memenuhi jalan. Gara-garanya, saluran yang meneruskan air ke selokan tersumbat oleh tanah dan sampah. Genangan juga terlihat di Jln. Banteng dan sekitarnya. Selokan yang tertutup sampah dan endapan lainnya, membuat air meluap ke jalanan. Di daerah ini, tinggi genangan air mencapai 20 cm lebih. Banjir cileuncang itu membuat kemacetan yang parah. Sebab, para pengguna jalan menjalankan kendaraannya dengan lambat. Terlebih mereka yang menggunakan motor. Para pengendara roda dua itu, menghindar genangan air. Selain takut mesinnya terendam air, mereka juga khawatir motornya masuk lubang di jalan yang tertutup air. Namun, ada juga pengendara motor yang nekat melibas genangan air. Akibatnya, motor mereka mogok, sehingga semakin memperparah kemacetan. Seperti yang terjadi di Jln. Banteng. Beberapa kali terlihat pengemudi motor terpaksa mendorong motornya ke pinggir gara-gara mati mesin saat melibas genangan air setingg 20 cm. Kemacetan pun tak terhindarkan hingga merambah ke jalan sekitarnya, seperti Jln Palasari, dan lainnya. Kemacetan baru mencair menjelang magrib, saat hujan mulai reda. (A-128) Post Date : 12 September 2005 |