|
Jakarta, Kompas - Menjelang musim hujan, beberapa pompa belum berfungsi, bahkan rusak. Sampah dan lumpur di waduk dan underpass menyebabkan pompa tidak berfungsi secara maksimal. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan, ada setidaknya tiga pompa yang tidak maksimal. ”Satu pompa rusak, tetapi baru saja diganti. Dua pompa lain usianya sudah tua dan digunakan terus-menerus sebagai pompa drainase,” katanya seusai Apel Siaga Banjir 2012 di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (12/9). Saat ini, pompa pengendali banjir stasioner Dinas PU dan Suku Dinas PU sebanyak 328 unit, dengan total kapasitas 377,92 meter kubik per detik, Mobil pompa sebanyak 76 unit, tersebar di sembilan lokasi dengan total kapasitas 15,68 meter kubik per detik. Sementara pompa underpass sebanyak 46 unit di 10 lokasi, dengan total kapasitas 12,91 meter kubik per detik. Pintu pengendali banjir terdapat di 42 lokasi berjumlah 177 unit dan waduk pengendali banjir ada di 21 lokasi dengan total luas waduk 198,26 hektar. Rencananya akan dibangun rumah pompa baru dengan kapasitas 5 meter kubik per detik. ”Yang paling bermasalah di Jakarta ini adalah sampah dan lumpur yang mengakibatkan pompa rusak. Pekan ini, petugas akan melakukan pengecekan semuanya. Gubernur juga sudah menyampaikan, sampah di darat lebih mudah penanganannya daripada sampah yang sudah dilempar ke air. Tersangkut ke mana-mana dan bikin banjir,” kata Ery Basworo. Siap Dalam Apel Siaga Banjir 2012 itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, kesiapan sarana dan prasarana pengendali banjir sudah memadai. Selain pompa dan pintu air, peralatan lain, seperti karung pasir, bahan bangunan, dump truck, mobil pikap, dan alat-alat berat, juga sudah siap. ”Melalui berbagai pembangunan mengantisipasi banjir, kami telah melakukan persiapan yang jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami ingin menghapus anggapan selama ini yang menilai bahwa Jakarta tanpa perubahan musim pun, banjir tampaknya sudah jadi ritual tahunan,” ujar Fauzi. Gubernur meminta agar posko banjir benar-benar siap selama 24 jam. Aparat dan warga juga diminta lebih serius menghadapi banjir. ”Sistem peringatan dini ketinggian air di Depok dan di bendungan Katulampa harus segera diketahui. Apabila tinggi air melampaui batas normal, segera informasikan kepada warga,” katanya. Fauzi mengakui, di sungai-sungai di Jakarta masih banyak sampah dan lumpur yang menyebabkan kapasitas sungai berkurang sehingga timbul banjir. ”Sebelum musim hujan datang, saya imbau agar warga Jakarta tidak buang sampah sembarangan,” ujar Fauzi. Armada pengangkut sampah juga harus disiapkan, terutama untuk mengangkut sampah dari pintu air. (FRO) Post Date : 13 September 2012 |