|
SALATIGA - Sejumlah mata air atau belik di Kota Salatiga terancam kelestariannya, dan dikhawatirkan bakal mati. Menyusul daerah sekitar yang kurang terawat, terutama tidak adanya upaya penghijauan dari masyarakat sekitar. Sesuai data Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Salatiga, dari 70 mata air yang ada, 90% kurang terawat dengan baik. Menurut Kepala DPLH Drs Adi Suprapto MSi didampingi Kepala Inkom Pemkot Drs Petrus Resi MSi, ketidakterawatan mata air itu yakni tidak adanya penghijauan di sekitarnya, dan masyarakat membiarkan begitu saja mata air itu tanpa ada upaya menjaga kelestariannya. ''Setidaknya kalau ada penghijauan, siklus air menjadi seimbang. Kalau di sekitar mata air itu ditutup semen, tentu tidak akan ada tempat resapan air,'' jelas dia, Selasa (29/8). Adi menyebutkan mata air di Kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo. Kini keberadaan belik itu tak terawat. Masyarakat sekitar mulai enggan menggunakan, dan hanya diambil untuk kebutuhan pertanian. Selain itu, mata air Plandak dan Jambe di Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, kondisinya tidak jauh beda dengan mata air di Cebongan. DPLH, ujar dia, sering kali berupaya melakukan konservasi di sekitar mata air itu. Namun, diakuinya, upaya tersebut belum maksimal. ''Yang jelas masyarakat sekitar harus memikirkan kelestariannya,'' kata Adi. Saat ini sesuai pantauan dari DPLH debit airnya juga mengalami pengurangan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Berkurangnya debit air belik diungkapkan Suparhadi dan Marbi, yakni Ketua Kelompok Tani Sidomakmur Cebongan dan Ketua Kelompok Tani Tunas Bersatu Noborejo. Menurutnya, sumber mata air Kinongko Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo, dahulu debitnya berlimpah. Bahkan tidak seperti sekarang ini dapat dilintasi orang di tengahnya. ''Dahulu berbentuk sendang, tidak seperti sekarang ini bisa dilewati orang,'' papar Suparhadi. Seiring dengan waktu, debit air di tempat itu semakin menyusut akibat munculnya permukiman baru serta tingginya pemakaian air oleh warga sekitar. Bisa Kelola PDAM Lebih lanjut Adi menjelaskan, dengan banyaknya kandungan mata air di Salatiga, sepenuhnya bisa dikelola oleh PDAM Salatiga. Terdata sekarang ini ada lima mata air besar, namun belum tergarap oleh PDAM. Dengan dikelolanya mata air itu, tidak mustahil tarif PDAM tidak akan semahal seperti sekarang. ''Daripada kita menyuplai air dari daerah lain, lebih baik mata air yang kita miliki saja yang dioptimalkan,'' jelas dia. (dky,H2-16d) Post Date : 30 Agustus 2006 |