|
KEKERINGAN yang melanda sejumlah wilayah Indonesia berdampak pada berkurangnya debit air bersih. Di Jawa Timur, tujuh kabupaten yang memiliki potensi besar air bersih kini mulai kekurangan. Ketujuh kabupaten itu ialah Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Pacitan, Trenggalek, dan Madura. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jatim Gentur Sandjoyo mengatakan pihaknya sudah memiliki data pemetaan daerah kekeringan. “Kami saat ini sedang melakukan penanganan agar masyarakat tidak kekurangan air. Pemprov Jatim memberi bantuan air bersih yang didistribusikan melalui tandontandon air yang disebar di desa-desa,” jelas Gentur. Menyusutnya debit air telah mengganggu musim tanam padi, turunnya daya listrik tenaga mikrohidro, distribusi air PDAM tersendat, dan merugikan petani. Di Majalengka, menyusutnya debit air di Bendung Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, berdampak pada air baku yang didistribusikan untuk PDAM Indramayu dan PDAM Kabupaten Cirebon. Persawahan di sekitar waduk terancam puso karena tidak mendapat air cukup. Para petani harus melakukan beragam cara untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman puso. Seperti yang dilakukan para petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyewa diesel untuk menyedot air tanah. “Sewa disel sekarang Rp15 ribu per jam dan waktu yang dibutuhkan 10 jam untuk sawah satu petak,” kata Gono, 45. Kekeringan juga menyebabkan 79.295 orang di enam kecamatan kesulitan mendapatkan air bersih. Begitu pun di Kabupaten Magelang dan Subang, ribuan orang mengalami hal sama. Menyusutnya debit air akibat kekeringan mengakibatkan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Kampung Tangkil, Desa Cinta Mekar, Kecamatan Serang Panjang, Kabupaten Subang, terganggu. Dampaknya terjadi penurunan energi hingga 40 Kw. (FL/UL/JS/RZ/TS/N-3) Post Date : 02 Agustus 2012 |