|
BANJARNEGARA-Diperkirakan usia tempat penampungan akhir (TPA) Winong di Kecamatan Bawang, tinggal dua tahun lagi jika tetap dikelola dengan cara konvensional seperti sekarang. Karena itu diperlukan incenerator atau alat pengolah sampah modern untuk mengatasinya. Hal tersebut dilaporkan Komisi C DPRD dalam sidang paripurna, Kamis (13/9), setelah melakukan dengar pendapat dengan pihak terkait. Diungkapkan, produksi sampah wilayah Kota Banjarnegara dalam sehari mencapai 500 meter kubik. Sayangnya, tidak seluruhnya bisa diangkut menuju tempat penampungan akhir (TPA), karena kurangnya sarana dan tenaga kebersihan. Sedikitnya 1/3 dari total produksi itu belum bisa tertangani. ''Untuk mengantisipasi permasalahan sampah, idealnya dibutuhkan lima TPA yang ditangani oleh lima Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD),'' kata juru bicara Komisi C, Ambar Prastowo, kemarin. Empat TPA Dia mengemukakan, saat ini baru ada satu TPA, yakni di Winong, Kecamatan Bawang. Setidaknya masih diperlukan empat TPA lagi untuk menampung produksi sampah setiap hari dari wilayah Kecamatan Purwareja Klampok, Wanadadi, Batur dan Karangkobar. Sarana dan prasarana standar yang harus dipenuhi untuk satu unit TPA, lanjutnya, meliputi ketersediaan lahan, tiga unit truk sampah, satu unit alat berat pengeruk sampah, serta tenaga yang mencukupi sedikitnya lima orang untuk operator dan tenaga pengangkut sampah. Kondisi alat berat yang ada saat ini juga sudah mulai rusak, karena telah lama sehingga menambah biaya perawatan. Pengadaan mesin incenerator yang diajukan dalam APBD Perubahan 2007, lanjutnya, diharapkan menjadi uji studi manajemen pengolahan sampah yang modern dengan standar pencemaran yang efisien serta mampu menghasilkan kompos.(H25-29) Post Date : 15 September 2007 |