|
SUMENEP-Kemarau panjang tahun ini meningkatkan permintaan masyarakat terhadap air. Bahkan, dalam sehari PDAM mengeluarkan 60 ribu liter air untuk daerah krisis air. Informasi yang diterima koran ini dari PDAM, tahun lalu per harinya PDAM hanya menghabiskan air antara 5 hingga 8 tangki saja atau sekitar 20 hingga 32 liter. Namun untuk tahun ini, pasokan air bersih ke daerah krisis mencapai 11 hingga 15 tangki per hari atau 44 ribu hingga 60 ribu liter air. Dirut PDAM Sumenep Moh. Zainal Alim menjelaskan, meningkatnya permintaan air itu terjadi sejak awal Agustus lalu. Permintaan datang dari sejumlah daerah yang sekarang ini mengalami kekeringan. Kepada koran ini, dia mengaku kondisi tersebut selalu terjadi dalam setiap tahun. Yakni, saat memasuki puncak kemarau. Diakui, pada musim kali ini semua mata air atau sumber milik masyarakat mulai menyusut. "Saya dapat informasi, sejumlah daerah banyak yang mulai mengalami kekeringan," ujarnya. Namun, meski permintaan air meningkat, persedian air di PDAM bisa terpenuhi. "Kami yakin, kebutuhan air dalam musim ini terpenuhi," ujarnya. Keyakinan tersebut berkaca pada pengalaman tahun sebelumnya. Meski permintaan masyarakat terus bertambah, namun air PDAM tak pernah berkurang. Menurut dia, pengiriman suplai air bersih itu berdasarkan permintaan warga melalui pemkab. "Setiap kali mengirim, kita menunggu instruksi pemkab. Sebab, kami hanya sebagai pelaksana," katanya. Yang pasti, lanjutnya, untuk program pensuplaian air sudah sejak lama diprogramkan. "Jika ada komando, kami segera mendistribusikan air," imbuhnya. Dikonfirmasi terpisah salah seorang warga Desa Langsar Kecamatan Saronggi Ali Rahmad mengatakan, air sepertinya sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Tanpa air, katanya, masyarakat resah. Dia mengaku, sejak beberapa hari yang lalu, untuk memenuhi kebutuhan air mereka harus membeli. "Sumur kering, terpaksa harus beli air ke PDAM untuk masak, minum, mandi, dan mencuci," ujarnya. (tur/zr) Post Date : 14 Agustus 2008 |