|
CILACAP - Laguna Segara Anakan masih dikotori sampah. Sampai sekarang sampah tersebut belum dibersihkan. Kondisi itu membuat perairan Laguna terlihat sempit. Sebab, hampir di setiap tepian Laguna itu telah dipenuhi sampah. Menurut Kepala Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan (BPKSA) H Djumadi SE, sampah yang mengotori wilayah perairan Laguna Segara Anakan itu berasal dari beberapa sungai yang bermuara di Laguna tersebut. Di antaranya Sungai Citanduy, Cibereum, dan Cimeneng. ''Hampir setiap hari selalu ada sampah yang terbawa arus sungai tersebut. Apalagi pada saat musim hujan. Sampah-sampah itu lalu masuk ke Segara Anakan,'' katanya. Pada saat hujan deras, volume sampah yang masuk ke Segara Anakan pasti bertambah banyak. Sebab, semua sungai yang bermuara di Laguna itu dan banjir membawa segala macam sampah. Bahkan pelepah dan batang pisang yang dibuang ke sungai pun ikut masuk ke Laguna. Kampung Laut Sampah tersebut lalu hanya terbawa air dan mengumpul di tepian Laguna. Bila dibiarkan terus, lama-kelamaan perairan Laguna yang tertutup sampah semakin luas. Akibatnya, wilayah perairan itu menjadi kelihatan sempit. Kondisi itu cukup menyulitkan penduduk Kampung Laut yang hendak mencari ikan atau kepiting. Sebab, jaring yang mereka tebar sering mengenai sampah. Selain itu, keberadaan sampah-sampah itu juga menyulitkan perahu nelayan yang akan lewat. Untuk membersihkan sampah-sampah tadi, lanjut Djumadi, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mengingat, volume sampah yang harus diangkat dari perairan Laguna cukup banyak. BPKSA telah mengusulkan dana ke pemerintah. Namun sampai sekarang belum ada jawaban. Padahal masyarakat Kampung Laut sudah beberapa kali mengajukan permohonan agar sampah yang ada di Segara Anakan segera dibersihkan. ''Keberadaan sampah-sampah tadi cukup merepotkan kita. Kalau tidak dibersihkan, ekosistem Segara Anakan bakal terganggu. Kalau dibersihkan, butuh biaya yang besar. Padahal kalau semua sungai yang bermuara di Segara Anakan banjir, Laguna itu akan kotor lagi,'' katanya. (ag-55n) Post Date : 08 Agustus 2005 |