|
Jakarta, Kompas - Musim hujan 2012-2013 diprediksi terpengaruh fenomena El Nino yang menimbulkan intensitas curah hujan menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sediaan air tanah, terutama di Pulau Jawa, menjadi terancam. ”Prediksi El Nino enam bulan ke depan normal ke tingkat sedang. Dampaknya, curah hujan menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo di Jakarta, Senin (13/8). Sebelumnya, Kepala BMKG Sri Woro B Harijono menegaskan, dari 342 zona musim (ZOM), 130 ZOM (38 persen) akan mengalami awal musim hujan lebih lambat 10 hari hingga sebulan dari biasanya. ”Sebagian besar zona yang mengalami kemunduran awal musim hujan ada di Jawa, 67 zona musim,” katanya. Jawa rawan Perhatian perlu ditujukan ke Pulau Jawa karena di sebagian besar zona musim di Jawa, awal musim hujan mundur dan sifat hujannya di bawah normal. Apalagi, hingga Juli lalu, tingkat ketersediaan air di Jawa masuk kategori kurang. Dilihat dari sifat hujannya, 108 ZOM (31,6 persen) di bawah normal. ”Dari sejumlah wilayah yang kurang hujan itu, hampir setengahnya di Pulau Jawa,” lanjut Sri Woro. Kondisi kurang hujan akan dialami penduduk di Banten, bagian utara dan selatan Jawa Barat, bagian selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta bagian utara Jawa Timur dan hampir seluruh Madura. Saat ini, wilayah yang paling awal memasuki musim hujan adalah pantai timur Sumatera Barat, Juli lalu. Sementara ZOM yang paling lambat memasuki hujan adalah bagian selatan Pulau Buru Maluku, yaitu Mei 2013. Hujan di bawah normal akan dialami sebagian besar kawasan tengah Pulau Sumatera, dari Aceh hingga Lampung. Di Kalimantan, sifat hujan bawah normal akan terjadi di wilayah timur Kalimantan Tengah. Selain itu, sebagian besar Nusa Tenggara dan seluruh Sumbawa akan mengalami hal yang sama. Di Sulawesi, kurang hujan terjadi di bagian tengah Sulawesi Selatan dan di utara kepala burung Papua. Curah hujan dikatakan dalam tahap normal jika sama dengan nilai rata-rata curah hujan yang terpantau 30 tahun terakhir. Perlu antisipasi Melihat prakiraan musim hujan 2012/2013 itu, menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistya, perlu diantisipasi terjadinya kekeringan lahan pertanian dan kekurangan air di Jawa. Hal itu dikaitkan dengan data neraca air pada bulan Juli. ”Tingkat ketersediaan air tanah hampir di seluruh Jawa bulan lalu tergolong kurang, kecuali tenggara Banten dan barat daya Jawa Barat yang masih dalam tingkat sedang dan cukup,” ujarnya. Periset hidrogeologi pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Robert Delinom, mengatakan, penyerapan air hujan butuh dioptimalkan melalui dam-dam. ”Pemanfaatan air permukaan dari sungai saat ini masih kurang. Ini yang harus diutamakan daripada harus mengambil air tanah,” kata Delinom. Berkurangnya cadangan air taha juga berpengaruh pada laju intrusi air laut. Delinom bersama periset LIPI lain saat ini sedang meneliti intrusi air laut di Semarang, Jawa Tengah. Mulyono Prabowo mengatakan, sejak Senin pagi tumbuh siklon tropis Kaitak di Samudra Pasifik utara Papua. Hal itu memengaruhi cuaca di Sulawesi bagian utara, Maluku, dan Papua. ”Intensitas hujan di daerah itu sekarang meningkat. Tinggi gelombang perairannya juga naik sehingga perlu diwaspadai untuk pelayaran,” ungkapnya. (NAW/YUN) Post Date : 14 Agustus 2012 |