|
Jakarta, Kompas - Sebanyak 66 kelurahan yang dilayani operator air bersih PT Thames PAM Jaya atau TPJ kekurangan air bersih. Bahkan beberapa daerah aliran airnya mati. Menurut Devy A Yheanne, Manajer Humas TPJ, Kamis (13/3) di Jakarta, berkurangnya aliran air ke pelanggan karena produksi air mengalami penurunan sebesar 9,5 persen. ”Tingkat kekeruhan air baku yang kami terima dari Perum Jasa Tirta II Jatiluhur sangat tinggi, di atas ambang batas. Akibatnya, kami harus mengurangi produksi agar kualitas air tetap terjaga,” kata Devy. Kekeruhan air baku itu mencapai 9.000 nephelometric turbidity unit (NTU), sementara batas toleransinya 2.500 NTU. Melonjaknya tingkat kekeruhan air baku tersebut akibat curah hujan yang sangat tinggi di daerah hulu sehingga terjadi erosi di sepanjang aliran sungai. ”Ironis memang, setiap kali musim hujan, produksi air selalu menurun. Air memang banyak, tetapi tidak bisa digunakan karena terlalu keruh. Kalau tetap digunakan, bahan kimia yang diperlukan sangat banyak sekali,” kata Devy. Kelurahan yang akan mengalami air mengecil atau terhenti sebagian besar terletak di Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Di Jakarta Timur, daerah yang akan kekurangan air, antara lain, Ujung Menteng, Susukan, Pulo Gebang, Malaka Sari, Kramat Jati, Kampung Melayu, Cipinang Muara, Cibubur, Bali Mester, Bidara Cina, Cijantung, dan Duku. Di Jakarta Utara, antara lain, Warakas, Utan Panjang, Tugu, Rawa Badak, Rorotan, Kelapa Gading, Koja, Gunung Sahari, Cilincing, Semper, Sunter Agung, Pademangan, dan Lagoa. (ARN) Post Date : 14 Maret 2008 |