Sebanyak 526 Rumah Tergenang Air

Sumber:Kompas - 14 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Serang, Kompas - Banjir dan angin kencang melanda Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Rabu (13/1). Sebanyak 526 rumah serta 85 hektar sawah tergenang air dengan kedalaman 20-60 sentimeter. Selain itu, 15 rumah rusak terkena angin kencang. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Ketika dihubungi dari Serang, Camat Patia Maman menuturkan, air mulai menggenangi empat desa sekitar pukul 10.00 setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras sejak pukul 05.00.

Air menggenangi 97 rumah di Desa Patia, 290 rumah di Desa Suriangeun, 37 rumah di Desa Rahayu, dan 102 rumah di Desa Cimoyan. Adapun 85 hektar sawah yang tergenang air setinggi 30 cm berada di Desa Cimoyan. Usia tanaman padi yang tergenang itu sekitar dua bulan.

Banjir juga mengakibatkan ruas jalan sepanjang 800 meter di Desa Patia dan 300 meter di Desa Suriangeun yang mengarah ke ibu kota kecamatan tidak dapat dilalui kendaraan bermotor karena ketinggian air mencapai setengah meter. Hingga Rabu sore belum ada tanda-tanda air surut.

Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang menyebutkan, saat ini wilayah Banten memang berpotensi turun hujan. Puncak musim hujan di provinsi ini diprakirakan terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari.

Selain dilanda banjir pada Rabu pagi, wilayah Desa Suriangeun pun diterjang angin kencang sekitar pukul 02.00. Sebanyak 5 rumah rusak berat dan 10 rumah lainnya rusak ringan diterjang angin yang bertiup kencang selama tiga jam sebelum turun hujan, Rabu subuh.

”Rumah yang rusak ada yang dari tembok, ada yang dari bambu. Bagian yang rusak terutama atap,” kata Ilman, anggota Taruna Siaga Bencana Kecamatan Patia. Pada Rabu siang, warga di Suriangeun bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak tersebut.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas III Serang, Eko Widyantoro, mengatakan, angin kencang itu diprakirakan akibat pengaruh angin barat.

Pada musim angin barat tersebut angin membawa udara basah dari Benua Asia yang bertekanan tinggi ke Indonesia dan Australia yang tekanannya rendah.

”Kemungkinan faktor itulah yang ikut mendorong terjadinya angin kencang di Patia,” kata Eko.

Sementara itu, di Jakarta Pusat, sembilan posko dibuka untuk menerima laporan mengenai pohon tumbang saat musim angin kencang ini. Posko itu terletak di delapan kantor kecamatan serta kantor Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat.

”Setiap posko, ada satu regu, yang terdiri dari lima petugas, sepeda motor, mesin pemotong pohon, serta truk pengangkut sampah. Kami berharap pohon tumbang bisa segera disingkirkan supaya tidak menutupi jalan,” papar Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat Suzy Marsitawati.

Ia menambahkan, ada tiga kecamatan yang mempunyai potensi besar pohon tumbang, yakni Kecamatan Menteng, Sawah Besar, dan Gambir. Sebagian pohon di ketiga kecamatan itu adalah pohon besar yang sudah tua. Akibatnya, pohon rawan tumbang.

Hingga bulan Desember, Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat memangkas 1.500 pohon dari sekitar 26.000 pohon di Jakarta Pusat. Pemangkasan banyak dilakukan pada pohon angsana.

Hingga 14 Januari, BMKG meramalkan hujan lebat disertai petir dan angin masih berpotensi terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. (CAS/ART)



Post Date : 14 Januari 2010