|
SEMARANG, KOMPAS - Paling tidak, sebanyak 16 kabupaten/kota rawan banjir pada musim hujan tahun ini. Kabupaten/kota itu meliputi Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Brebes, Kebumen, Cilacap, Kendal, Banyumas, Jepara, Kudus, Demak, Pati, Purwodadi, Kota Solo, Karanganyar, Sragen, dan Klaten. Untuk meminimalkan dampak bencana, pemerintah mulai melakukan berbagai persiapan menghadapi bencana banjir, meliputi pemetaan daerah rawan bencana, persiapan peralatan, hingga personel tanggap bencana. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng M Nidhom Azhari mengatakan, berbagai persiapan ini merupakan upaya untuk mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan, dan peningkatan kapasitas sebelum bencana banjir datang. "Ketika sampai banjir datang, maka penanggulangan sudah siap dilakukan," katanya, Senin (20/10) di Kota Semarang. Untuk mengetahui sebaran potensi bencana, BPBD menerbitkan peta daerah rawan banjir yang mencantumkan 16 kabupaten/kota tersebut. BPBD menyiapkan 108 perahu karet layak pakai, 42 tangki air, 267 tenda peleton, 293 dapur umum, 58 generator set (genset), 150 mobil ambulans, dan berbagai peralatan lain yang siap digunakan pada saat bencana banjir datang. BPBD juga mengalokasikan anggaran Rp 500 juta untuk menambah peralatan, seperti satu perahu karet, delapan tangki air, empat tenda peleton, enam pompa air, empat genset, dan satu alat global positioning system (GPS), dua radio rig beserta antena, dan 10 handy talkie. "Ditargetkan pada November akhir semua peralatan yang dibeli sudah bisa digunakan," kata Kepala Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Jateng Putu Adhi Sutrisna. Selain itu, lanjut Putu, setidaknya terdapat 60 relawan Search and Rescue (SAR) Daerah Jateng yang siaga pada musim hujan ini. Untuk mengantisipasi banjir, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang fokus melanjutkan pengerjaan infrastruktur untuk memperlancar aliran air. Pembangunan tersebut menggunakan dana tambahan Rp 2 miliar dari perubahan APBD 2008. (ilo/den) Post Date : 21 Oktober 2008 |