|
Jakarta, Kompas - Warga Jakarta diimbau untuk waspada terhadap bahaya banjir. Sebab, hujan semalam yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya ditambah pasang air laut telah mengakibatkan genangan di sejumlah tempat seperti Muara Angke, Kelapa Gading, Cipinang, dan Kali Krukut. Ketinggian air di beberapa pintu air pada pagi hari juga telah melewati batas normal dan tergolong siaga III. Seorang warga yang belum diketahui identitasnya ditemukan tewas di Kali Ciliwung, tepatnya di Kampung Melayu. Diduga, dia terhanyut aliran sungai yang menderas. Imbauan untuk waspada itu dikatakan Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanganan Banjir dan Pengungsi (PBP) DKI Jakarta Soebagyo, Senin (17/1), berkait dengan kenaikan muka air di beberapa sungai. "Kalau kondisi terus seperti ini, bukan mustahil seluruh Jakarta akan menjadi siaga III," kata Soebagyo seusai mengikuti Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta mengenai Jawaban Gubernur DKI Jakarta atas Pemandangan Fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah mengenai Pengendalian Pencemaran Udara. Data yang dihimpun Kompas menyebutkan, ketinggian air di Kali Krukut pada Minggu malam mencapai 140 cm (kondisi normal 100 cm), Cipinang Hulu 125 cm (normal 100 cm), dan pasang air laut 139 pp (normal 100 pp). Mengutip prakiraan musim dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Soebagyo mengatakan, saat ini wilayah Jakarta mulai memasuki puncak musim hujan. Karena itu, warga di daerah rawan banjir seperti kawasan pinggiran kali diminta waspada. Dalam laporan BMG itu, konsentrasi hujan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari. Pada bulan-bulan tersebut Ibu Kota akan diguyur hujan dengan volume yang tinggi. Sejumlah daerah yang masuk kategori rawan banjir besar di Jakarta meliputi Kapuk, Cengkareng Barat, Kedaung, Kali Angke, Kelapa Gading Barat, Utan Kayu Selatan, Kayu Manis, Kampung Melayu, Balimester, Pisangan Baru, dan Cipinang Melayu. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Soebagyo, telah mengantisipasi banjir dengan membuat pos koordinasi banjir di 78 titik rawan banjir itu. Pintu air Hasil pemantauan Satkorlak PBP DKI yang terus memonitor ketinggian air menunjukkan, ketinggian air di beberapa sungai masih tergolong normal. Namun di Tanjung Priok, pasang laut terus naik dari 720 pp (piel periuk) pada pukul 06.00 menjadi 740 pp (pukul 12.00). Ketinggian air pada pukul 14.00 sempat turun menjadi 700 pp, namun pada pukul 18.00 naik lagi menjadi 710 pp. Ketinggian air di pintu air Depok sejak pagi hingga pukul 18.00 masih di bawah normal, yakni menunjukkan angka 135 cm pada pukul 06.00, dan pada pukul 12.00 mencapai 125 cm. Akan tetapi pada pukul 18.00 ketinggian air di pintu air itu naik menjadi 145 cm. Dikhawatirkan, dalam waktu enam jam kemudian kondisi air itu akan memengaruhi ketinggian air di pintu-pintu air di Jakarta. Sementara itu, ketinggian air di pintu-pintu air lainnya sampai pukul 18.00 seperti Sunter Hulu yang sempat tinggi mencapai 100 cm dari batas normal 140 cm. Namun terus menurun menjadi 90 cm pada pukul 12.00 dan pukul 18.00 turun mencapai 75 cm. Dari Bogor dilaporkan, hujan terus mengguyur sejak pukul 03.00 hingga pukul 09.00. Namun, sejauh ini ketinggian air di Bendung Katulampa yang menjadi indikator banjir di Jakarta masih normal. Terhanyut Sementara itu, warga di RT 15 RW 2 Kampung Pulo Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, digegerkan oleh penemuan sesosok mayat lelaki berusia sekitar 65 tahun pada Senin sore. Mayat itu tersangkut di jaring yang dibuat warga sekitar untuk menampung sampah. Marzuki, warga RT 15 yang pertama kali menemukan mayat, mengatakan, sewaktu dia membersihkan sampah di jaring, mendadak menyembul kepala manusia. Menurut Marzuki, pada Minggu malam permukaan air Kali Ciliwung naik sekitar satu meter, namun belum sempat membanjiri rumah warga. Biasanya setelah air surut, warga bergotong-royong membersihkan saluran air dan mengambil sampah-sampah. Saat bersih-bersih itulah mayat ditemukan. (PIN/IVV/pun) Post Date : 18 Januari 2005 |