|
Polman, Kompas - Warga di Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, dan sejumlah kecamatan di Kabupaten Majene, seperti Banggae, Pamboang, dan sebagian Sendana, menderita krisis air bersih sejak dua bulan terakhir. Sungai-sungai dan sumur warga mengering menyusul datangnya musim kemarau. Pantauan di sejumlah desa di Kabupaten Polman dan Majene, Provinsi Sulbar, Jumat (21/7), menunjukkan, untuk mendapatkan air bersih warga harus berjalan beberapa kilometer. Jumlah yang bisa didapat pun tak banyak. Kerumunan dan antrean warga sambil membawa ember dan jeriken tampak di sungai maupun sumber-sumber air lainnya. Sejumlah warga mengatakan, sejak dua bulan terakhir Sungai Galung Lombo, yang selama ini menjadi sumber air bagi warga Tinambung dan beberapa kecamatan di Majene, mulai dangkal. Tak hanya sungai, sumur-sumur milik warga juga mulai mengering. Bahkan, beberapa aliran sungai di Polman kini digunakan warga bermain bola. Jika pada musim normal ketinggian air bisa mencapai kepala orang dewasa, saat ini paling tinggi hanya sebatas lutut. Bahkan, sebagian besar ketinggian air hanya sebatas mata kaki. "Sekarang air untuk minum, mandi, dan kebutuhan lainnya kami ambil di sungai. Sumur sudah kering, sementara air bersih dari PDAM juga tidak ada," kata Nurdiah, warga Desa Tandung, Kecamatan Tinambung, Polman. Untuk mendapatkan air bersih dari Sungai Galung Lombo, Nurdiah dan sebagian warga desa lainnya harus berjalan kaki dua kilometer. Setiap hari mereka rata-rata mengambil air ke sungai bolak-balik lima hingga tujuh kali. Padahal, bila air sungai tidak mengering, warga bisa mendapatkan air di rumah mereka melalui selang atau saluran-saluran air yang menghubungkan sungai dengan permukiman warga. Hal sama diakui Ipah dan Siti Janan, warga Banggae, Majene. Warga di desa-desa di Banggae dan sekitarnya bahkan mulai menggali sumur-sumur kecil di sekitar sungai untuk mendapatkan air bersih. Tidak menentu Di sekitar Tinambung dan Majene, ratusan hektar kebun dan tambak milik warga tampak kekeringan. Tanaman palawija yang coba ditanam warga untuk mengganti tanaman padi juga mulai mengering. Pompa-pompa air yang digunakan untuk mengairi kebun tak bisa menyedot air secara optimal akibat berkurangnya debit air. Kepala Kelurahan Tinambung Khaidir mengakui hal itu. "Memang sejak beberapa bulan terakhir warga sangat kesulitan air bersih. Banyak sungai yang mulai mendangkal dan sumur-sumur warga pun kering. Sebenarnya ada pasokan air bersih dari PDAM, tetapi suplainya tidak mencukupi kebutuhan masyarakat," kata Khaidir. (Ren) Post Date : 22 Juli 2006 |