Sebagian Warga di Serang Krisis Air Bersih

Sumber:Suara Pembaruan - 10 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
[SERANG] Musim kemarau saat ini tidak hanya membawa dampak kurangnya suplai air terhadap areal persawahan milik petani, melainkan sebagian warga Kabupaten Serang mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih terjadi di Kecamatan Tirtayasa, Pontang, dan Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Masyarakat Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, misalnya, untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci pakaian diperoleh warga dari rembesan air laut. Warga setempat membuat empat kolam dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, yang berjarak kira-kira 100 meter dari pantai untuk menampung air laut.

Namun, untuk mendapatkan air asin itu, warga harus menunggu berjam-jam, karena menunggu rembesan air laut itu memenuhi kolam yang ada dan bisa ditimba.

"Kami tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan air laut ini. Semua sumur milik warga sudah mengering. Terpaksa kami menggunakan cara menggali kolam untuk menampung air laut kendati rasanya asin. Kalau langsung menimba di laut pasti rasanya asin sekali. Kami menggunakan cara seperti ini hanya untuk mengurangi rasa asinnya," ujar Sulaehah (40), di Serang, Kamis (9/8).

Puluhan Tahun

Kondisi seperti itu sudah dialami warga Desa Lontar sejak puluhan tahun. "Hal seperti ini sudah biasa kami lakukan sejak kecil. Beginilah cara masyarakat Lontar untuk mempertahankan hidup ketika musim kemarau tiba," ungkapnya.

Kondisi serupa dialami juga oleh warga Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang. Warga yang biasa mandi dan mencuci di saluran irigasi Domas, mulai kesulitan mendapatkan air, karena debit air menurun.

Warga setempat terpaksa menggunakan air irigasi yang sudah berwarna hijau pekat dan dipenuhi sampah rumah tangga. Namun, untuk kebutuhan masak dan minum, warga terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 1.500 per jeriken yang berisi 25 liter.

Krisis air bersih juga dialami oleh sedikitnya 200 keluarga di Kampung Kecacang, Desa Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen. Air sumur milik warga di wilayah ini mulai menyusut akibat musim kemarau. "Kalau musim kemarau ini terus berkepanjangan sampai empat bulan, sumur warga pasti akan mengering," ujar Safiudin,warga setempat.

Sebagian warga sudah mulai membeli air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan mereka. [149]



Post Date : 10 Agustus 2007