Surabaya, Kompas - Ratusan rumah di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, terendam banjir sejak Minggu (2/1). Lalu lintas di sekitar Kecamatan Kota Sampang terganggu akibat banjir setinggi 60 sentimeter itu.
Banjir juga dipicu pasang air laut di Selat Madura yang menjadi muara Sungai Kemuning. Akibatnya, sungai yang mengalir di Kecamatan Kota Sampang itu tidak mampu mengalirkan tambahan air yang dicurahkan hujan selama dua hari tanpa henti.
Warga masih mengkhawatirkan ketinggian air akan bertambah. Dibandingkan dengan Minggu (2/1), kedalaman bertambah 20 sentimeter pada Senin (3/1) kemarin. ”Setiap kali hujan deras, Sampang selalu terendam banjir. Musibah itu sudah terjadi bertahun-tahun, nyaris tanpa penanganan berarti,” kata anggota DPRD Jawa Timur asal Sampang, Haryono Abdul Bari.
Pada Senin kemarin air sedalam 60 sentimeter masih merendam ratusan rumah.
Banjir mengakibatkan rumah di empat desa di Kecamatan Kota Sampang terendam. Angkutan dari dan menuju Pamekasan dan Sumenep terganggu banjir.
10 titik rel KA
Di Jawa Tengah, banjir masih berpotensi melumpuhkan 10 titik rel kereta api (KA). Antisipasi yang dilakukan PT KA baru bersifat reaktif, karena untuk melindungi rel dari banjir dibutuhkan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
”Selama musim hujan, kami akan mengerahkan petugas di tiap titik rawan banjir. Jika banjir datang, petugas yang berjaga akan melapor ke stasiun terdekat untuk menahan kereta api,” kata Vice President PT KA Daerah Operasi (Daops) IV Semarang, Septa Trijono Ramadin, Senin (3/1), di Semarang.
Pada Minggu lalu, banjir bandang akibat luapan Sungai Jragung dan Rowosari menyebabkan rel KA di ruas Tegowanu-Gubug terendam air setinggi 10 sentimeter. Banjir juga menggerus pangkal dinding jembatan sepanjang sembilan meter dan sedalam setengah meter (Kompas, 3/1).
Lahar dingin
Dari Kabupaten Magelang, dilaporkan, material padat hasil erupsi Merapi yang terbawa banjir lahar dingin kembali menutup jalan Magelang-Yogyakarta, di sekitar Jembatan Kali Putih di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Senin sejak sekitar pukul 20.00. Dari arah Semarang, jalan ditutup mulai perempatan Muntilan, sedangkan dari arah Yogyakarta sebelum jembatan Kali Krasak di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Ketebalan material padat hasil erupsi Merapi yang meluber di jalan sekitar jembatan lebih dari setengah meter, sedangkan di Dusun Gempol dan Seloiring di Desa Jumoyo sekitar 1-2 meter. Hingga pukul 21.00, banjir lahar dingin masih berlangsung dan sekitar 50 warga Dusun Gempol terjebak di rumah mereka. Mereka belum dapat dievakuasi karena lahar dingin masih mengalir setinggi 1-2 meter.
Evakuasi juga sulit dilakukan karena aliran listrik di Muntilan mati menyusul hujan deras. Hingga pukul 21.00, hujan masih mengguyur Muntilan dan sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Magelang mendatangkan alat berat backhoe, untuk mengeruk material padat di sekitar jembatan, tetapi tidak bisa berlangsung lancar karena suasana gelap gulita. (RAZ/DIA/HEN/DEN/ WHO/WIE/EKI/han)
Post Date : 04 Januari 2011
|