|
Palembang, Kompas - Ratusan rumah penduduk di tujuh kecamatan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, dilanda banjir dengan ketinggian air semata kaki hingga selutut. Banjir yang telah berlangsung sejak dua hari itu belum surut karena Sungai Musi masih meluap, ditambah air hujan yang terus mengguyur kota tersebut dalam beberapa hari ini. Keadaan serupa juga terjadi di Kabupaten Sanggau dan Sambas, Kalimantan Barat. Menurut pemantauan Kompas, Rabu (12/1), genangan air merendam sedikitnya 400 rumah di tujuh kecamatan di Kota Palembang, yaitu Kecamatan Gandus, Plaju, Ilir Barat I, Ilir Timur II, Kertapati, Seberang Ulu I, dan Seberang Ulu II. Genangan air menutupi jalan-jalan desa dan gang serta masuk ke dalam rumah penduduk dengan ketinggian 10 sentimeter hingga 50 sentimeter. Adapun genangan air di beberapa jalan yang rendah mencapai sepinggang orang dewasa sehingga transportasi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan perahu. Banjir tahunan itu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari penduduk. Sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya yang lokasinya lebih tinggi, sambil menyelamatkan barang-barang elektronik dan rumah tangga. Anak-anak yang berangkat dan pulang sekolah harus menenteng sepatu dan menyeberangi genangan air di jalan-jalan sehingga seragam mereka menjadi basah kuyup. Situasai itu antara lain terjadi di Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat, Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus, dan di beberapa Kelurahan di Kecamatan Seberang Ulu I. Menurut anggota Staf Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sobari, sejumlah kecamatan di kota itu, terutama yang berada di pinggiran Sungai Musi dan anak sungai-anak sungai lain memang rawan banjir setiap tahunnya. "Kami kesulitan untuk membuang air hujan dan luapan sungai itu karena topografi kota ini memang rendah. Apalagi sistem drainase kota juga masih jelek dan banyak tersumbat sampah," katanya. Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang, yang sekaligus menjadi Sekretaris Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi, Hendri Yansah, mengatakan, hingga kini belum ada bantuan yang diberikan kepada korban banjir. Akan tetapi, Pemkot Palembang sudah menyiapkan perahu, tenda darurat, dan dapur umum, sekaligus mengkoordinasi camat dan lurah untuk membuat posko-posko untuk mengantisipasi banjir tahunan itu. Kepala Stasiun Meteorologi Palembang Suyatim menyebutkan, banjir yang melanda wilayah Sumatera Selatan sepekan ini diperkirakan semakin parah menyusul masih tingginya curah hujan. Kabupaten Sanggau Beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sanggau dan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, masih bertahan. Akibat banjir dengan ketinggian 30 sentimeter hingga dua meter tersebut, aktivitas sosial ekonomi warga masih belum pulih seperti semula. Di Kecamatan Meliau, misalnya, sampai saat ini sekitar 1.700 rumah warga masih terendam air. Kepala Subbagian Protokol dan Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau Agun Sugiarto ketika hubungi Kompas dari Pontianak, Rabu (12/1), mengatakan, beberapa jalan di wilayah ini masih putus akibat banjir. Sementara sejumlah agen bus umum jurusan Pontianak-Putussibau, di antaranya Bus Valenti, Perintis, Tri Anugerah, dan Harum, di Pontianak menyebutkan, dalam empat hari terakhir mereka tidak mengoperasikan bus dari Pontianak ke Putussibau. Hal ini terjadi karena beberapa ruas jalan di Sintang-Putussibau sepanjang 256 kilometer tidak bisa dilewati akibat terendam air. Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan HM Sjachriel Darham mengemukakan, banjir yang melanda sejumlah wilayah di empat kabupaten di provinsinya tidak mengkhawatikan karena terjadi setiap tahun dan sejauh ini tidak memakan korban. Karena itu, meski daerahnya dilanda bencana, Sjachriel tetap mengirimkan bantuan dana solidaritas dan relawan ke Aceh. (IAM/DOT/ful/inu/har) Post Date : 13 Januari 2005 |