Sebagian Besar Mata Air Dikuasai Perseorangan

Sumber:Pikiran Rakyat - 10 Oktober 2006
Kategori:Air Minum
SEBAGIAN besar sumber mata air di Kota Bandung ternyata dikuasai masyarakat. Pemkot Bandung hanya menguasai 10 sumber mata air dari 80 sumber mata air yang ada. Bahkan, beberapa sumber mata air yang memiliki debit air cukup besar dikuasai perseorangan sebagai ladang usaha. Namun, dari hasil usaha itu, mereka tidak membayar retribusi apa pun kepada Pemkot Bandung.

Jika dipakai perseorangan seperti itu jelas airnya akan cepat habis. Mereka tidak memikirkan upaya pelestariannya dengan memerhatikan lingkungan di sekitar mata air hingga radius 100 meter, kata Kepala Seksi Pelestarian Sumber Daya Air Dinas Pengairan Kota Bandung, H. Dade Taryana, S.T. di kantornya Jln. Cianjur, Bandung, Senin (9/10).

Sumber mata air yang ada tersebar di 14 kecamatan di Kota Bandung. Namun, yang paling banyak terdapat di Kecamatan Cicadas, Ujungberung, Cidadap, dan Kecamatan Cibiru.

Sepuluh mata air yang dimiliki Pemkot Bandung yakni 4 sumber mata air di Kec. Ujungberung, 3 di Cidadap, 1 di Sukasari dan 2 di Kec. Cimeunyan.

Penguasaan sumber mata air oleh masyarakat, lanjut Dade, diakibatkan kekurangsigapan Pemkot Bandung dalam pengamanan dan pembebasan lahan di area sumber mata air tersebut. Ya, bisa dibilang kita terlambat bergerak. Padahal kalau diamankan, akan sangat berguna untuk persediaan air baku dan air bawah tanah Kota Bandung, ujar Dade.

Plt. Kadis Pengairan Kota Bandung, Ir. Agung Sudjana, M.Si., menyatakan, jika debit sumber mata air yang dikuasai kecil, masyarakat boleh saja menguasainya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun, kalau debitnya besar, seyogianya dikuasai pemerintah.

Dijual

Juju (58), pengelola pangkalan air Tirta Mulya di Kel. Pasir Wangi Kec. Ujungberung, mengatakan, jika musim hujan truk tangki air yang membeli air di tempatnya paling hanya tiga sampai lima truk.

Namun kalau musim kemarau, bisa 10 truk lebih. Satu truk tangki air memiliki kapasitas 5.000 l. Saya ngejualnya Rp 10.000,00/tanki, ujarnya.

Alhamdulillah hingga saat ini, air di mata air yang diambil dari Pegunungan Palasari masih ada terus. Saya memasang paralon sepanjang 5 km dari sumber mata air sampai ke pangkalan ini, kata Juju. (A-154)



Post Date : 10 Oktober 2006