|
BANDUNG, (PR).- Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung Rabu (10/9) malam pukul 19.00 WIB hingga 19.45 WIB, menyebabkan beberapa ruas jalan di Kota Bandung terendam air. Kondisi tersebut terlihat jelas di dua titik, yaitu di perempatan Jln. Soekarno-Hatta - Jln. Terusan Pasirkoja dan sepanjang Jln. Cimindi. Berdasarkan pemantauan "PR", penyebab terendamnya jalan tersebut karena gorong-gorong tak mampu menampung air hujan. Di sepanjang Jln. Cimindi, genangan air mencapai kedalaman 1 meter, tepatnya di badan jalan yang membentuk cekungan. Panjang genangan yang mencapai 300 meter itu, membuat para pengendara lebih memilih jalur lain. Menurut Arif, warga setempat, genangan air seperti itu sudah biasa terjadi setiap hujan datang. "Biasanya baru surut tengah malam nanti atau besok pagi," katanya. Arif mengatakan, genangan seperti itu muncul sejak dibangunnya jembatan layang Cimindi pada tahun 2002. "Sepertinya, pembangunan gorong-gorongnya tidak benar karena menyempit. Ini sih masih mendingan. Kalau sudah musim hujan, banjirnya bisa sampai ke perumahan sekitar sini," katanya. Sementara itu, genangan air sedalam 40 sentimeter juga terpantau di sepanjang Jln. Suryani hingga Jln. Pasirkoja. Genangan air itu menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Penyebabnya sama, yaitu kapasitas gorong-gorong tidak sesuai dengan volume air hujan yang masuk. Akibatnya, air meluap hingga ke jalan. Hal itu diperparah dengan adanya sejumlah saluran air yang rusak dan belum menjalani perbaikan, serta sampah yang menumpuk sehingga menghambat aliran air. Perbedaan ketinggian jalan juga menjadi penyebab terendamnya perempatan Jln. Soekarno-Hatta-Jln. Terusan Pasirkoja setiap kali hujan datang. Asep, seorang pengguna jalan yang hampir setiap hari melewati perempatan Jln. Soekarno-Hatta - Jln. Terusan Pasirkoja, menilai pemerintah belum maksimal dalam menangani permasalahan banjir di daerah tersebut. "Mungkin ada baiknya jalan di sini dilakukan peninggian seperti di Gedebage. Di sana (Gedebage) sejak ditinggikan, tidak terjadi lagi banjir," ujarnya. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Bandung Hendri Surbakti, pekan lalu pernah mengatakan, hujan yang turun di beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk Bandung, bukan pertanda berakhirnya musim kemarau. Hendri memperkirakan, musim kemarau untuk daerah Jawa Barat akan berlangsung hingga akhir September 2008. "Meski musim kemarau, bukan berarti tidak akan turun hujan. Hujan yang turun beberapa hari ini di Jabar, tidak hanya turun di Bandung, tetapi juga di wilayah pantura dan Priangan. Tetapi, secara umum, musim kemarau masih menaungi Jabar," katanya. Ia menambahkan, musim hujan di wilayah Jabar akan terjadi sekitar awal Oktober mendatang. Turunnya hujan yang cukup deras seperti pada awal September ini, pernah terjadi juga pada bulan Agustus lalu. Menurut dia, pada bulan Agustus, dalam sebulan ada 5-7 hari di mana Kota Bandung diguyur hujan. Namun, curah hujannya tidak terlalu besar dan berlangsung kurang dari satu jam. Hal yang sama diperkirakan akan terjadi pada bulan September ini. (A-128/CA-182) Post Date : 11 September 2008 |