|
GARUT -- Meski mendapat penolakan dari warga Kecamatan Pakenjeng untuk pembangunan Waduk Cibatarua, Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kab Garut, memastikan pembangunan waduk tersebut akan tetap dilakukan. Selain itu, SDAP juga memastikan, kelebihan debit air sebesar 0,8 liter per detik yang ada di Sungai Cibatarua akan dialirkan ke Kab/Kota Bandung. Menurut Kepala SDAP Kab Garut, Uu Saepudin, penolakan warga yang menentang pembangunan Waduk Cibatarua, merupakan kesalahpahaman. Karena, kata dia, sebenarnya pemkab telah berpikir hal yang sama mengenai penyaluran hasil air dari waduk tersebut untuk masyarakat sekitar dan Garut. ''Kami juga sepakat dengan keinginan mereka untuk lebih mengutamakan penyaluran air ke wilayah Garut dulu. Itu hanya kesalahpahaman,'' ujarnya, kepada wartawan, Rabu (10/5). Menurut Saepudin, dari 2.700 hektare lahan yang akan dijadikan lokasi waduk, akan dihasilkan debit air 2,7 liter per detik. Sisanya, debit air yang mencapai 0,8 liter per detik, akan disalurkan ke wilayah Bandung. ''Sisa itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah yang saat ini mengalami penurunan pasokan dari sumber air,'' katanya. Dikatakan Saepudin, pembangunan waduk yang akan dilakukan paling lambat awal 2007 tersebut, merupakan bentuk pemanfaatan dari berlebihnya produksi air di Sungai Cibatarua. Apalagi, katanya, untuk pemanfaatan secara tradisional kelebihan air itu oleh masyarakat, tidak akan pernah bisa dilakukan selamanya. ''Ini karena sungai tersebut berada di bawah, sedangkan lahan masyarakat berada di atasnya,'' ujarnya. Sementara itu, terkait warga sekitar sungai yang menginginkan dibangun 10 bendungan kecil sebagai penunjang keberadaan waduk, Saepudin mengatakan, hal itu masih terus diusahakan. Hingga kini, pihaknya baru memperoleh dana Rp 400 juta untuk pembangunan bendungan tersebut. ''Dana yang sudah terealisasi tersebut berasal dari APBD kabupaten. Namun demikian, kami akan terus berusaha untuk memenuhi keinginan warga tersebut,'' katanya. (mus ) Post Date : 11 Mei 2006 |