|
DEMAK - Banjir yang melanda wilayah Demak, hingga kemarin, belum sepenuhnya menyurut. Di desa Sidorejo Kecamatan Sayung, misalnya, air masih menggenangi sebagian besar perkampungan. Demikian pula di Desa Buko Kecamatan Wedung, masih terlihat genangan di daerah padat penduduk itu. Di Desa Sidorejo, genangan air setinggi 20 sentimeter hampir merata sehingga mengganggu aktivitas warga. Sebagian dari mereka belum bisa beraktivitas seperti biasanya. Mereka tidak berani meninggalkan rumah yang dalam kondisi penuh genangan air. Menurut Sekretaris Desa Sidorejo, Aenur Rofiq, air belum menyusut karena tidak ada saluran pembuangan. Akibatnya, genangan yang diakibatkan luapan kanal sungai Wonokerto itu tidak bisa hilang dan membuat ratusan tambak ikut terendam. Banjir bisa menyusut jika air di kanal sungai tersebut berkurang. Anggota DPRD Demak, HM Muhtarom S SH yang berkunjung ke lokasi itu mengatakan akibat genangan air yang cukup lama itu memunculkan berbagai penyakit. Banyak warga mengeluhkan sakit gatal dan diare. Jembatan Bambu Pemandangan serupa juga terlihat di Desa Buko Kecamatan Wedung. Beberapa rumah masih tergenang air banjir. Kondisi itu menyulitkan mereka untuk keluar rumah. Beberapa rumah di pasang jembatan bambu untuk bisa melewati halaman rumah hingga ke jalan desa. Sementara itu Kapolres AKBP Opik Taupik Nugraha bersama istri dan pengurus bhayangkari memberikan bantuan kepada korban banjir di Desa Sidorejo, Brambang, dan Rejosari Kecamatan Karangawen. Selain itu, puluhan anggota Dalmas Polres Demak dikerahkan untuk membantu masyarakat membersihkan perkampungan mereka dari lumpur dan sampah yang menumpuk akibat terendam banjir. Banjir di ketiga desa itu terjadi karena tanggul Sungai Cabean yang ada di Desa Rejosari Kecamatan Karangawen jebol. (H1-16) Post Date : 23 Januari 2009 |