|
KARAWANG – Pencemaran Sungai Citarum selain disebabkan pembuangan limbah industri, juga karena besarnya volume sampah rumah tangga yang turut dibuang ke aliran sungai. Ketua Yayasan Kita-Kita Iwan Soemantri mengungkapkan, pencemaran Sungai Citarum diakibatkan kurangnya kesadaran pengusaha di kawasan industri dan masyarakat akan lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dengan besarnya sampah rumah tangga yang dibuangke daerahaliransungai. “Mulai dari Curug sampai Karawang Barat tidak kurang satu ton sampah yang dibuang ke sungai setiap harinya,”ucapnya. Saat ini, Sungai Citarum sudah tidak bisa dimanfaatkan warga sepanjang bantaran sungai karena telah tercampur limbah industri yang mengandung zat kimia, seperti ecoli, timbal, dan zat kimia cair lainnya.“ Meskipun masih terdapat ikan, tapi sudah tidak bisa dikonsumsi karena sudah terkontaminasi limbah,”jelas Iwan. Meskipun pencemaran sungai didominasi oleh sampah rumah tangga, kata Iwan, tapi tingkat bahayanya sama berisiko dengan limbah industri bagi kesehatan masyarakat. Pihaknya berharap kesadaran masyarakat, pengusaha,dan pemerintah dalam menerapkan kebijakan terkait masalah lingkungan. “ Jika tiga elemen tersebut bersinergis maka masalah pencemaran sungai akan bisa diselesaikan,”ujarnya. Ketua Komunitas Sukawayahna Marjuki mengaku, setiap hari mengambil sampah yang dibuang masyarakat ke aliran Sungai Citarum. Sampah yang terkumpul lalu dibakar karena selama ini tidak ada mobil sampah yang mengambil sampah di tempat pembuangan sampah sementara yang berada di Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat. Dia juga menilai pemerintah tidak punya kemauan dan kuasa untuk menindak mereka yang melakukan pencemaran, apalagi perusahaan yang notabene memberikan pajak bagi negara. raden bagja mulyana Post Date : 03 Juli 2012 |