|
Pekanbaru, Kompas - Seorang tewas, dua orang hilang dan 11 rumah hanyut tersapu banjir bandang yang berasal dari luapan Sungai Sebayang di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (25/11) dini hari. Luapan sungai yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Riau itu membawa potongan kayu gelondongan serta sampah dalam jumlah besar menghantam lokasi permukiman penduduk di enam desa di aliran sungai. ”Banjir bandang terjadi sekitar pukul 05.00, di saat sebagian warga kami masih tertidur. Warga banyak yang tak tahu datangnya bencana itu, sehingga tidak sempat menghindar. Kami masih belum dapat masuk ke desa-desa itu untuk mengirimkan bantuan. Satu-satunya akses jalan hanya lewat sungai. Dengan kondisi air sungai deras seperti sekarang, kami tidak berani mengambil risiko masuk ke desa itu. Otomatis jalan masuk dan keluar dari desa-desa sekarang terputus,” ujar Martius, Camat Kampar Kiri Hulu yang dihubungi, Jumat siang. Seorang korban tewas dan dua hilang, kata Martius, merupakan pekerja perkebunan karet yang membuat pondok di tepi sungai. Ketika air meluap, pondok itu tersapu banjir dan menghanyutkan ketiganya. Seorang sudah ditemukan tewas, dan dua lainnya belum ditemukan. Hingga Jumat petang, belum diketahui perkembangan bencana, karena jalur telekomunikasi ke desa itu terputus pada siang harinya. ”Kabar yang sempat kami terima, warga masih mengungsi ke lokasi di perbukitan,” kata Martius. Sungai Sebayang kerap meluap setiap tahun dan merendam permukiman warga di daerah aliran sungai. Kejadian terbesar yang menghanyutkan rumah warga terjadi tahun 1987 dan 2006. Pada bencana kali ini di Desa Aur Kuning, enam unit rumah tersapu banjir. Adapun di Desa Batu Sanggan terdapat empat unit rumah, dan Desa Sebayang satu unit rumah. Di hilir sungai, masih ada dua desa lainnya yang mengalami luapan, yakni Desa Terusan dan Pangkalan Serai. Adapun tiga orang korban yang tersapu banjir berasal dari Desa Gajah Bertalut. Dam pengendali Dam pengendali aliran lahar dingin Gunung Merapi di Kali Putih, kawasan Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terancam ambrol. Tumpukan material dingin sudah mencapai dua meter di atas batas tanggul penahan. Jika dam ini jebol, dikhawatirkan lahar dingin melimpas ke aliran Kali Blongkeng yang membelah permukiman warga di Muntilan. Pantauan Jumat, tumpukan material yang tertahan sudah lebih tinggi sekitar dua meter di atas batas dam PUD 2 Kali Putih. Struktur bangunan dam yang berumur lebih dari 20 tahun juga sudah rapuh. Adapun dam PUD 1 di sebelah barat dam PUD 2 sudah lebih dulu jebol diterjang erupsi Merapi akhir tahun 2010. ”Jika dam PUD 2 sampai jebol, risiko bencana banjir lahar dingin akan lebih parah. ”Jika lahar dingin masuk Kali Blongkeng di sisi utara Kali Putih, maka banjir akan langsung menerjang permukiman padat, rumah sakit, dan sejumlah sekolah yang berada di sepanjang bantaran sungai. Jika ini terjadi, potensi jatuh korban lebih besar,” ujar Koordinator Tim Aju Badan SAR Nasional Arif Rahman. (SAH/GRE) Post Date : 26 November 2011 |