|
MUARA TEWEH, BPOST - Rutin setiap bulan membayar rekening di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Barito Utara (Barut), ternyata tidak juga menjamin kondisi air yang mengalir bening. Buktinya warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Tengah, tetap mengonsumsi air keruh kecoklatan mirip kopi susu. H Fadli, pelanggan PDAM di Kelurahan Jambu, mengatakan, kekeruhan air yang mengalir ke tempat mereka sudah melebihi ambang batas, bahkan kekeruhan air melebihi keruhnya air Sungai Barito. Jika air hendak dimasak, terpaksa mengendapkannya dengan tawas, agar air menjadi bening. Mereka mengaku kawatir langsung memasak air itu jika tidak diendapkan dulu. Kondisi ini, sudah berlangsung kurang lebih satu tahun. "Digunakan mencuci baju warna putih saja cepat sekali terlihat kusam, apalagi mau dikonsumsi tanpa diendapkan dulu, bisa-bisa membahayakan kesehatan," ujarnya. Menurutnya, kondisi seperti itu sudah mereka tanyakan ke PDAM di Muara Teweh, namun tidak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan, air tetap saja tidak bening. Senada dikatakan Hendra dan Suriansyah warga Desa Jambu. Selain air mengalir mulai siang hari selama empat jam, jika dikonsumsi terasa tidak enak. Hal ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, air mengalir jernih. "Kita tidak usah lagi menyeduh air teh, karena sudah melebihi dari warna teh, bisa dikatakan mirip kopi susu. Coba saja petugas PDAM mengecek sendiri ke tempat kami jika ingin membuktikan langsung,: ujar Hendra yang diiyakan Suriansyah. Ketika BPost melihat ke tempat bak penampungan air milik mereka, kondisinya memang keruh kecoklatan, berbeda dengan air yang mengalir di Kota Muara Teweh, walaupun jam pertama mengalir terlihat keruh, namun jika kelamaan kembali bening. Direktur PDAM Barut, Hendro Nakalelo, ketika dikonfirmasi tidak berada di tempat. Menurut salah satu stafnya yang bersangkutan sedang mengikuti pendidikan di luar daerah. ck7 Post Date : 13 Desember 2007 |