Yogyakarta, Kompas - Musim hujan merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat untuk membuat lubang biopori atau resapan air. Ada kecenderungan masyarakat baru melakukan sesuatu setelah diberi contoh. Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri menargetkan satu juta lubang biopori pada 2011.
"Saat ini, waktu yang tepat mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara membuat biopori sekaligus menunjukkan bagaimana lubang itu bisa menjadi media resapan. Kalau pada musim kemarau, masyarakat tidak bisa melihat secara langsung media ini bekerja," ujar Agus Hartono, Direktur Lembaga Studi dan Tata Mandiri Lestari yang bergerak di bidang lingkungan, Senin (30/11).
Menurut Agus, banyaknya jumlah biopori belum tentu efektif lantaran pembuatannya masih kurang sempurna. Ia mencontohkan, pembuatan biopori di tanah yang agak tinggi sehingga daya resap air tidak maksimal. Semestinya biopori diletakkan di titik yang berpotensi menimbulkan genangan.
Terdapat sejumlah kendala untuk membuat biopori di titik yang sesuai. Salah satunya lahan di perkotaan yang semakin menyempit dan sebagian sudah berubah menjadi konblok. Padahal, ukuran biopori tidak terlalu besar, diameter hanya 10 sentimeter dan kedalaman 1 meter.
Agus sendiri kini tengah mencari data seberapa jauh efektivitas biopori yang telah ada di Yogyakarta. Mengingat sejumlah daerah landai seperti Langensari masih sering digenangi air.
"Jadi, perlu dipikirkan juga misalnya seberapa besar volume air dari luar daerah yang masuk ke suatu tempat saat hujan. Jika volumenya besar, tentu tidak bisa langsung habis terserap oleh biopori sehingga diperlukan penanganan yang lain, seperti saluran pembuangan," paparnya.
Media komposter
Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Ika Rostika mengemukakan, saat ini ada lebih dari 100.000 biopori di Yogyakarta, baik itu yang dibuat oleh masyarakat maupun Pemkot Yogyakarta. Untuk mendukung pembuatan biopori, April lalu, Pemkot membagikan 30 tutup dan 20 bor untuk pembuatan biopori bagi setiap kelurahan. Dengan stimulan ini, paling tidak sudah ada tambahan 1.350 lubang.
"Target kami satu juta lubang biopori pada 2011. Namun, kami bisa mempercepat dengan terus mengampanyekan pentingnya biopori kepada masyarakat. Selain konservasi sumber daya air, biopori juga berfungsi sebagai media komposter sampah sisa rumah tangga," ujar Ika. (WER)
Post Date : 01 Desember 2009
|