Sarana Terbatas, TPA Tak Memadai

Sumber:Koran Sindo - 09 Januari 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Pemerintah Kota (Pemko) Medan terus berupaya mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi daerah.Untuk mewujudkan itu,Pemko sudah membuat master plan percepatan dan perluasan ekonomi. 
 
Pun begitu,banyak banyak persoalan yang belum mampu dituntaskan.Pada 2011, misalnya, Pemko masih menyisakan persoalan sampah untuk dituntaskan tahun ini. Dalam master plan percepatan dan perluasan ekonomi itu disebutkan, jumlah penduduk Medan pada 2011 diperkirakan mencapai 2,8 juta jiwa dengan rasio timbunan sampah per jiwa per hari sebanyak 2,5 liter atau setara dengan berat sampah rata-rata 0,6 kilogram (kg) per jiwa. Dengan begitu,total sampah Kota Medan mencapai 5.358 m3 atau setara 1.286 ton per hari. 
 
Sementara,penanganan sampah yang ter-layani baru 80% atau 4.286 m3 per hari. Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), komposisi sampah Kota Medan berdasarkan persentase berat timbulan diperkirakan mencapai 48,2% sampah organik dan 51,8% sampah nonorganik.Adapun jumlah volume sampah yang terangkut oleh truk pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) per hari hanya 3.396 m3 atau 815 ton dari total produksi sampah. 
 
Ini artinya sistem persampahan yang ada baru berhasil mengelola 63,4% sampah yang ada di seluruh kota Medan. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Zulkarnain menyebutkan, timbulan sampah masih relatif kecil jika dibandingkan dengan kota besar lainnya di Indonesia.Berdasarkan data 2010,jumlah timbulan sampah terbesar adalah Kota Jakarta (27.563 m3) per hari dan terkecil Kota Denpasar (2.450 m3) per hari. Menurut dia,timbulan sampah disebabkan banyak hal.
 
Di samping masih terbatasnya jumlah sarana persampahan,kondisi TPA yang ada sudah tidak memadai.Bahkan saat ini telah dipergunakan hingga 90%.“Makanya,untuk tahun ini akan dilakukan revitalisasi terhadap TPA terjun, termasuk penambahan luas lahan TPA. Revitalisasi ini juga akan didukung dengan penerapan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui metode 3R,yaknireduce,reusedan recycle,”kata Zulkarnain. 
 
Selama ini Dinas Kebersihan sudah berupaya untuk mengatasi persoalan sampah di Medan dengan cara menerapkan pola operasi, yakni door to doordengan menggunakan truk.Pola ini diterapkan khusus di inti kota. Bahkan,dalam sehari truk pengangkutan sampah beroperasi dua kali,yakni pagi dan sore.Untuk memaksimalkan operasi, Dinas Kebersihan menggunakan truk sampah dengan pengeras suara, sehingga ketika truk melintas masyarakat sudah bisa mendengar dan mengeluarkan sampahnya. 
 
Pola kedua yang dilakukan untuk wilayah di luar inti kota adalah sistem door to door melalui sarana pemindahan transfer depo.Sedangkan untuk wilayah pinggir kota dilakukan dengan sistem komunal melalui sarana kontainer. 
 
Menurut Kadis Kebersihan Medan,Pardamean Siregar, sistem persampahan yang ada hanya berhasil mengelola 63,4% sampah di seluruh Kota Medan.Ini diakibatkan sarana dan prasarana yang masih terbatas. LIA ANGGIA NASUTION


Post Date : 09 Januari 2012