|
Amuntai, BPost Warga Desa Sapala, Kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara selama ini mengeluhkan kesulitan air bersih, tapi belum juga mendapat respon pihak pemerintah setempat. Hingga kini warga di daerah rawa-rawa terpencil itu tetap mengonsumsi air keruh dan berwarna hitam. H Bahran, tokoh masyarakat desa itu mengatakan, warga berharap bantuan pemerintah berupa sarana pengolahan air bersih dengan tekhnologi sederhana, agar bisa di realisasikan. Sebelumnya, warga sudah pernah menyampaikan aspirasi ini ke pemkab melalui Dinas PU setahun lalu. "Kami berharap anggaran APBD 2006 memprogramkan bantuan itu, sehingga warga kami bisa mengonsumsi air bersih dan lebih sehat," kata H Bahran didampingi sejumlah warga, Senin (30/1). Bahran menuturkan, saat musim hujan, kondisi air di perairan Danau Panggang tersebut berwarna hitam dan rasanya asam, sepet dan berbau amis. Sedangkan jika musim kemarau, air danau yang menjadi surut tercampur kubangan kerbau. "Karena tak ada pilihan lain kami terpaksa mengonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, minum mencuci, mandi dan buang air," kata H Bahran. Kesadaran warga bahwa mengonsumsi air dengan kondisi tercemar, berbagai macam zat itu tidak baik untuk kesehatan mulai tumbuh, setelah setuap orang luar berkunjung ke pemukiman yang dikeliling air rawa-rawa itu selalu menolak di suguhi minum. "Kami prihatin orang luar merasa jijik dengan air di sini, makanya warga sadar air itu tidak sehat," imbuhnya. Seperti pernah dikatakan Kepala Desa, Sahni, karena air keruh dan berwarna hitam itu, banyak petugas medis seperti dokter tak betah bertugas di desa itu, karena tak berani mengonsumsi air itu. Baik petugas medis maupun guru yang tinggal disana sudah terserang penyakit kulit, sehingga paling lama 3 bulan bertugas, mereka meninggalkan desa itu. "Kalau penduduk asli mungkin sudah kebal, tapi kalau setiap petugas medis maupun guru yang dibutuhkan masyarakat desa tak betah, kami sedih juga," imbuh Bahran. han Post Date : 01 Februari 2006 |