PEKALONGAN- Sejumlah anggota Indonesian Sector Sanitation Development Program (ISSDP) Jateng meninjau sanitasi di sejumlah kelurahan di Kota Pekalongan.
Dari hasil tinjauan tersebut mereka menilai kalau sanitasi di Kota Batik sangat memprihatinkan dan perlu dilakukan perbaikan. Contohnya saluran air atau selokan yang berada di sekitar pemukiman warga.
’’Kami heran, kenapa saluran air di rumah penduduk tidak ada air atau mengering. Lalu ke mana limbah cair dari rumah tangga dibuang,’’ tandas Fasilitator ISSDP Provinsi Jawa Tengah, Richard Daniel.
Selain masalah tersebut, Richard mengaku prihatin mash banyaknya warga yang membuang sampah ke sungai. Bukan hanya itu, kata dia, masyarakat juga banyak yang belum memiliki septic tank. Dari hasil pantauannya, sebagian besar warga Kota Batik masih mengalirkan langsung limbah rumah tangga ke sungai.
Tindakan apa yang dilakukan tim dari ISSDP untuk menangani masalah tersebut? Richard mengatakan pihaknya tidak akan melakukan apa-apa karena yang menjalankan penanganan tersebut dari sejumlah kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk di Kota Pekalongan.
Dalam hal ini, ISSDP hanya menyiapkan strategi untuk memperbaiki sanitasi yang masih memerlukan banyak perbaikan dan penataan.
Ditambahkan, setelah melihat kondisi tersebut, pihaknya berupaya mengubah perilaku masyarakat supaya membuang sampah di tempat sampah, bukan di sungai.
Kemudian pemerintah setempat harus bisa mengupayakan agar dilakukan pipanisasi atau pemasangan pipa untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran air. ’’Kemudian di setiap rumah tangga harus memiliki septic tank, sehingga limbahnya tidak langsung menuju ke sungai,’’ paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, permasalahan serius lainnya yang ada di Kota Pekalongan yakni soal rob.
Menurutnya, sampai sekarang belum ada solusi yang cocok untuk mengatasi terjadinya air pasang. Namun demikian, ada tindakan awal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rob, yakni pemasangan pintu air. (H4-47)
Post Date : 07 Juli 2009
|
