PEKALONGAN - Anggota tim Swedish International Cooperiation Agency (SIDA) yang bergerak di bidang Lingkungan Hidup, Karin Anderson dan salah satu tim dari World Bank, Isabel Blacket didampingi sejumlah anggota Indonesian Sector Sanitation Development Program (ISSDP) berkunjung ke Kota Pekalongan.
Kehadiran dua warga Swedia itu untuk melihat kondisi sanitasi yang ada di Kota Batik.
Dari hasil pantauan mereka ke Kelurahan Bandengan, Pekalongan Utara, sanitasinya kurang bagus. Menurut Karin, sanitasi di lingkungan kelurahan itu masih perlu perbaikan.
Contohnya, saluran air sungai yang tidak bisa berjalan lancar dan kondisi WC umum yang tidak bersih.
Menurut dia, semuanya itu bisa menjadikan sumber penyakit yang bisa menyebabkan masyarakat di sekitar daerah itu tidak sehat.
Melihat Pamsimas
Selanjutnya, bersama tim ISSDP akan menindaklanjuti dengan membenahi kesehatan lingkungan di daerah tersebut. Selain memantau sanitasi, kedua warga Swedia dan tim ISSDP melihat Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (Pamsimas) di Kelurahan Bandengan, tepatnya di RT 04 RW 06.
Mereka lalu mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai fungsi dari Pamsimas. Kordinator Fasilitator Program Pamsimas, Priyadi menjelaskan, penyediaan air bersih itu sangat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Bagi warga yang mendapat saluran langsung air bersih itu ditarik Rp 13.000 per bulan.
Sedangkan warga yang belum menjadi langganan atau sistemnya mengambil langsung dari kran yang berada di dekat pompa air, hanya ditarik biaya Rp 3.000 per bulan. Perbedaan taruf itu dilakukan karena mereka harus datang sendiri ke tempat pengambilan air bersih.
Sementara itu, sebelum berkunjung ke Kelurahan Bandengan, rombongan dari SIDA, Word Bank, dan ISSDP bertemu Wali Kota HM Basyir Ahmad.
Usai pertemuan itu, Wali Kota menjelaskan kedatangan mereka untuk mengetahui sanitasi di wilayah kerjanya. Selain itu juga membimbing bagaimana caranya membuat kesehatan lingkungan di masyarakat tetap terjaga dengan bersih. (H4-61)
Post Date : 24 April 2009
|