|
BANDUNG--Korban banjir kini meng- hadapi sanitasi buruk. Di sejumlah tempat kor ban banjir menghadapi masalah air kotor, jalan yang rusak, tanah yang tergenang air, hingga sam pah dan sisa bangunan yang menumpuk. Di Kompleks Cincin Permata In dah, Desa Gandasari, Kecamatan Ke ta pang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, korban banjir kesulitan air bersih. Warga pun terpaksa menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari sehing- ga me nyebabkan puluhan orang gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya. Bambang Sawoto (63 tahun), ketua RT di Kompleks Cincin Per mata Indah, mengatakan warga juga banyak yang batuk-batuk. 'Lingkung an kami yang kotor, seperti sam pah menumpuk, menjadi sebab mun culnya penyakit ini,'' kata Bambang, Kamis (29/11). Di Pekanbaru, Riau, pemerintah kota mencurigai sumur-sumur penduduk korban banjir mengandung bak teri e-coli. Pejabat Dinas Ke sehatan Pemkot Pekanbaru, M Nafiri, menga takan bakteri ini berbahaya bagi ke sehatan manusia, terutama warga korban banjir yang sudah kembali ke rumah. Sejak kemarin, sejumlah korban banjir di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pe kanbaru, meninggalkan tenda penampungan dan kembali ke rumah me reka. Pasalnya, air yang menggenangi rumah-rumah mereka mulai surut. Kawasan tersebut terendam hingga ketinggian 2,1 meter. Nafiri menyatakan akan me meriksa sumur-sumur warga tersebut. Dengan begitu, ancaman penyakit pascabanjir akibat bakteri e-coli bisa dihindari. Sejauh ini, kata dia, penyakit terbanyak yang dialami korban banjir adalah infeksi sa luran pernapasan atas (ISPA), kulit, dan diare. Para korban banjir telah mendapat kan pengobatan dari petugas medis yang datang kelokasi meski dan ada juga yang berobat ke puskesmas. Dinas Kesehatan Kabu paten Waykanan, Lampung, meng imbau warga setempat menjaga sanitasi untuk mencegah penyakit demam berdarah. "Pergantian musim kemarau ke penghujan berpotensi mempercepat pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti," kata Kepala Dinas Kesehatan Waykanan, Widodo, kemarin. Di Rumah Sakit (RS) Pelni, Slipi Petamburan, Jakarta Barat, jumlah pasien yang sempat meningkat selama musim hujan beberapa hari lalu, kini ber kurang. Banjir di daerah se kitar RS sudah mulai surut. Kedatangan warga yang berobat juga sudah kembali normal. Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Pelni, Pramono Suci, mengakui pasien sempat me numpuk beberapa hari sebe lumnya. "Fasilitas untuk saat ini masih menunjang," kata Pramono, kemarin. Ketika banjir melanda daerah Slipi Petamburan, Jakarta Barat, banyak warga yang mengungsi ke masjid milik RS. Ribuan rumah terendam Ribuan rumah di empat kecamatan di Labuhan Batu Utara terendam banjir setinggi satu meter, kemarin. Ribuan warga mulai mengungsi ke tem pat yang lebih aman. "Ada ribuan rumah yang tergenang banjir akibat jebolnya benteng," kata Sekretaris Daerah Labuhan Batu Utara, Amran Matondang, di Aek Kanopan, Kamis. Amran menyatakan, banjir saat ini merendam permukiman penduduk yang ada di Kelurahan Aek Kanopan, Kecamatan Kualuh Hulu. Ke mudian Desa Tanjung Pasir, Desa Simangolum di Kecamatan Kualuh Selatan. Menyusul Desa Tubiran, Kecamatan Merbau, serta di Desa Ujung Padang dan Adian Torop di Kecamatan Aek Natas. Matondang mengungkapkan, tinggi air di Kelurahan Aek Kanopan mencapai lebih satu meter. Ada dua sungai yang bentengnya jebol, yaitu Sungai Merbau dan Sungai Kualuh yang baru dibangun di Desa Tanjung Pasir. Salah seorang warga Aek Kanaopan, Syahrul Adnan, mengung - kapkan ini merupakan banjir terparah yang pernah terjadi di daerahnya. (c50/c91/antara, ed:m ikhsan shiddieqy) Post Date : 30 November 2012 |