|
I. PENDAHULUAN: Pada saat terjadinya bencana banjir orang mengkonsentrasikan pemikiran untuk mendapatkan tempat tinggal yang dapat menjadi tempat berteduh terhindar dari banjir, bagaimana mendapatkan makanan dan minuman yang cukup secara kwantitativ dan dalam keadaan darurat Keyehatan Lingkungan/sanitasi terabaikan . Kita tidak menyadari bahwa kodisi yang buruk dapat mengungkit terjadinya kasus penyakit Diare, Ifeksi Saluran Pernapasan, Penyakit Kulit, baik pada saat, maupun pasca banjir. Apalagi bila bencana terjadi dalam durasi waktu yang cukup panjang atau lebih dari satu hari saja masalah sanitasi akan semakin nampak dan mendesak. Semakin lama durasi bencana semakin jelas peningkatan kasus penyakit yang berhubungan dengan sanitasi Pada pasca banjir potensi konflik akibat topik sanitasi juga berpotensi tinggi untuk muncul , kemampuan ekonomi menurun bahkan ada yang hartanya habis, untuk memenuhi kebutuhan dasar pun sulit, masalah sanitasi siapa yang harus mengatasi, dimana harus membuang, orang sudah sangat lelah, sibuk, dan mengutamakan untuk mengelola rumah masing masing, cenderung melupakan bahwa masalah sanitasi di lingkungannya sangat memerlukan koordinasi dan kegotong royongan. Dalam kedaruratan bencana banjir ini sangat tepat bila sanitarian berperan, baik di lingkungannya sendiri maupun di tingkat pusat dan daerah. Sumbangan yang dapat di berikan berupa pemikiran , kemampuan dan tenaganya dalam tahap Kesiagaan Bencana banjir, Saat Terjadi Banjir dan Pasca banjir. Tulisan ini kiranya dapat bermanfaat dan dapat mengungkit pemikiran yang lebuh teknis dan operasional. II. PERAN SANITARIAN: Mendorong diadakannya kesiagaan sanitasi bencana banjir oleh pemerintah , pusat dan daerah, swasta pengembang , industri, rumahsakit, hotel, penduduk terutama didaerah yang berpotensi banjir. Menghimpun sumber daya dan sumber dana untuk kegiatan sanitasi dalam kesiagaan, pada saat , pasca banjir. Memberikan informasi teknis penyelenggaraan sanitasi kesiagaan, saat terjadi dan pasca banjir. Menggerakan masyarakat untuk menyelenggarakan sanitasi pada saat dan pasca banjir. Memantau kodisi sanitasi pada saat dan pasca banjir. Memotivasi untuk memperhitungkan aspek sanitasi pada pemulihan sarana setelah terjadinya banjir. Melatih SatGas penanggulangan banjir dalam aspek sanitasi. Melaksanakan Surveilence Penyakit Pasca Banjir. III. MASALAH SANITASI POTENSIAL A. Saat terjadinya banjir 1. Air Bersih. Tidak tersedia air bersih Sumber air tercemar Sarana rusak 2. Sampah Tidak adnya sarana penampungan Pengelolaan sampah tidak dilaksanakan Proses pembusukan terjadi setelah melampaui dua hari, bau dan cairan leacet dan lalat muncul. Sampah dari luar/ sungai masuk kedalam rumah 3. Limbah: Saluran air limbah tidak berfungsi Masuknya limbah berbahaya kedalam rumah Sarana pembuangan kotoran manusia terbatas atau tidak berfungsi 4. Lingkungan fisik Sarana sanitasi lingkungan rusak/ tidak berfungsi Lumpur masuk kedalam rumah Kelembaban tinggi Suhu rendah 5. Makanan dan minuman Makanan masak yang diterima tidak terpantau alamat yang memberi dan cara penyelenggaraannya Lamaya waktu dari saat makanan masak sampai dikonsumsi. Tempat penyimpanan makanan mentah tidak cukup aman 6. Vektor penyakit dan binatang pengganggu Lalat, tikus, binatang berbisa, masuk ke rumah/ pemukiman Tidak tersedia bahan dan alat pemusnah 7. Kecelakaan Tenggelam/ hanyut Cedera ringan dan berat Terkena aliran listrik Kedinginan B.Pasca Banjir Pada pasca banjir masalah yang terjadi pada saat banjir masih tetap ada, ditambah beberapa masalah spesifik yang muncul paada pasca banjir sebagai berikut: 1.Air Bersih Rusaknya sarana sumber, distribusi, penampungan Air yang ada tercemar baik dari fisik , kimia, bakteriologis terutama untuk daerah yang terdapat industri, rumah sakit berpotensi tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun. 2. Sampah Berserakan tidak tertampung secara tertutup Tidak terangkut segera kepembuangan akhir Terjadi proses pembusukan Bercampur dengan Lumpur Terdapat bangkai binatang 3. Limbah Saluran air limbah tersumbat Sarana rusak fisik atau tidak berfungsi 4. Lingkungan fisik Dinding, lantai dan alat rumah tangga lembab Kerusakan bangunan 5. Makanan dan minuman Bahan makanan yang tersedia sudah rusak karena tersimpan lama ditempat yang tidak baik Pengolahan makanan pada lokasi di saat belum dilakukan pembersihan bekas banjir memperbesar kemungkinan terjaadinya pencemaran pada proses penyelenggaraan makanan. 6. Vektor dan binatang pengganggu Populasi lalat, nyamuk , kecoak dan tikus meningkat 7. Kecelakaan Terjatuh karena kondisi lingkungan yang belum teratur kembali IV. KESIAGAAN DI DAERAH BANJIR 1. Air Bersih Tersedianya sarana pengolahan air bersih sederhana dengan bentuk kecil dengan kemampuan yang cukup besar untuk mengolah air ditempat pengungsian Tersedianya SDM disetiap tempat pengungsian yang mampu mengoperasikan sarana pengolahan air sederhana. Tersedianya kantong kantong untuk supply air minum yang dapat dilipat dan dimanfaatkan berulang. Tersedianya bahan desinfeksi air. 2. Sampah Tersedia nya kantong kantong plastik untuk sampah dan karung untuk menampung Lumpur Tersedianya SDM yang mempunyai kemampun mengelola sampah minimal di setiap kelurahan dengan pendekatan memanfaatkan sampah semaksimal mungkin di lingkungan setempat. 3. Limbah Tersedianya sarana penampungan limbah dan exceta manusia sementara dengan bahan kimia dan bakteri untuk mempercepat dann mengefisienkan proses pembusukan . Mengutamakan pengamanan limbah B3 yang belum sempat terolah yang ada di daerah banjir. Pencegahan masuknya Lumpur kedalam rumah atau mengurangi kemungkinannya dengan penutupan celah celah pintu dengan keset atau kain kain yang tidak terpakai. 4. Lingkungan fisik Tersedianya alat pemanas ruangan sederhana dengan bahan bakar non listrik batrei, batu bara atau batok kelapa untuk mengurangi dingin dan kelembaban 5. Makanan Tersedianya SDM yang terlatih untuk penyelenggaraan makanan darurat yang saniter. Tersedianya alat transportasi yang dapat cepat dan aman untuk membawa makanan ketempat lokasi. Adanya pencatatan Tempat Orang dan waktu pengiriman , penerimaan dan dikonsumsinya makanan. 6. Vektor dan binatang pengganggu Tersedianya bahan dan alat pembunuh vector dan binatang pengganggu Adanya kesiagaan masyarakat akan bahaya dan penyakit yang muncul yang berhubungan dengan serangga dan binatang pengganggu. 7. Kecelakaan : Tersedianya bahan dan alat serta SDM Pertolongan pertama pada kecelakaan V. TINDAKAN A. Saat Banjir 1. Air Bersih Suply alat dan bahan pengolahan air sederhana Pengamanan penyelenggaraan supply air minum dari sumber hingga saat dikonsumsinya 2. Sampah Pengumpulan sampah dalam kantong kantong dan disediakan tempat untuk penampungannya . Suply kantong sampah Suply bahan untuk mengurangi bau dan mempercepat proses dekomposisi bila banjir lebih dari dua hari 3. Limbah Suply sarana penampungan limbah dan tinja darurat 4. Lingkungan fisik Suply alat pemanas Memfungsikan alat ventilasi dan pencahayaan serta ventilaasi alam 5. Makanan Minuman Penyelenggaraan pencatatan tempat orang dan waktu pengolahan, penerimaan dan konsumsi makanan jadi serta makanan mentah yang diterima Pengamanan proses penyelenggaraan makanan di tempat pengungsian 6. Vektor dan binatang pengganggu Pencegahan dan mencermati kemungkinan terdapatnya vector dan binatang pengganggu Membasmi vector yang ada. 7. Kecelakaan Pertolongan Pertama pada kecelakaan yang terjadi dan mengupayakan pertolongan lebih lanjut. B. Pasca Banjir 1. Air Bersih Desinfeksi sumber air bersih Pemeriksaan sarana distribusi dan penampungan dari kerusakan dan kemungkinan kontaminasi Perbaikan /memfungsikan kembali arana sarana 2. Sampah Selama masih ada potensi banjir susulan sampah dan Lumpur tetap disimpan dalam kantong dan dapat ditumpuk dimasukkan dalam bronjong sebagai penghambat banjar Pemanfatan sampah dan lumpur dalam upaya perbaikan lingkungan misalnya untuk pengurukan daerah rendah atau meninggikan tanggul. Pemilahan sampah dalam upaya daur ulang Suply bahan kimia / bakteri dan teknologi sederhana untuk pengelolaan sampah ditempat. 3. Limbah Pengembalian fungsi sarana pembuangan limbah dan tinja Suply bahan dan alat 4. Lingkungan fisik Penyebaran informasi tentang cara membersihkan rumah dan kebersihan diri pasca banjir Suply bahan desinfeksi rumah Memaksimalkan terjadinya penghawaan dan ventilasi alam Mempercepat proses pengeringan didalam rumah terutama kamar tidur 5. Makanan Minuman Penekanan kembali peyelenggaraan makanan yang sehat mengingat kondisi lingkungan yang belum pulih bahkan mungkin memburuk 6. Vektor dan binatang pengganggu Mewaspadai terdapatnya dan peningkatan perindukan vector dan binatang pengganggu akibat dari banjir. Penghapusan serangga dewasa secara masal dan serempak. 7. Kecelakaan Pertolongan pertama pada kecelakaan yang mungkin timbul pada saat orang melaksanakan pemulihan lingkungan. VI. PENUTUP Upaya Sanitasi dalam keadaan bencana seharusnya dipersiapkan dalam kesiagaan menghadapi bencana , tidak saja bencana banjir dan tidak hanya terfikir pada saat bencana terjadi sehingga sulit untuk menyelenggarakanya. bencana terjadi .Kita belajar dari terjadinya bencana banjir yang luar biasa tahun 2002 ini bahwa kita tidak dapat mengabaikan upaya penyehatan lingkungan dan sanitasi, dan menganggap upaya tersebut suatu yang hanya membuang biaya dan tidak jelas manfaatnya serta masuk dalam prioritas terendah dalam perhatian maupun tindakan Masalah Pemulihan kembali fungsi dan sarana Penyehatan Lingkungan / sanitasi tidak dapat diselesaikan per individu atau per keluarga tetapi mrupakan upaya kolektif yang harus dijiwai dengan kebersamaan dan kegotong royongan. Disusun oleh : Sri Sugirilyati, SKM., MKes. Post Date : 01 Maret 2005 |