|
LAMONGAN, KOMPAS - Setelah mengungsi lebih dari sepekan, ratusan korban banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Lamongan, Jawa Timur, saat ini terserang penyakit kulit. Diperkirakan, hal itu diakibatkan buruknya sanitasi tempat pengungsian. Para korban banjir tersebut kebanyakan mengungsi di tanggul Bengawan Solo. Di tempat itu mereka bercampur dengan ternak dan berbagai perkakas. Sebagian bertahan di rumah mereka meski air menggenang setinggi 1,5-2 meter. Ketua Tim Media Sampoerna Rescue Kukuh Pandu Bhirowo, Selasa (8/1), menyatakan, selain terserang penyakit kulit, pengungsi juga banyak yang menderita sakit perut. "Penderitanya paling banyak anak-anak dan perempuan," ujar Kukuh. Di tempat pengungsian, warga menggunakan air genangan banjir untuk keperluan mandi, cuci, kakus. Tidak hanya itu, air yang keruh itu juga digunakan untuk memasak dan minum. Hal ini terpaksa dilakukan karena lokasi pengungsian terisolasi sehingga para korban tidak mendapatkan bantuan air bersih. Masih putus Terkait banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo tersebut, Direktur Jalan dan Jembatan Wilayah Barat Departemen Pekerjaan Umum Hediyanto Husaini di Jakarta menyatakan, hingga kemarin luapan air sungai itu masih memutus lalu lintas jalur utara pantai Jawa Timur, khususnya di ruas Widang-Tuban. Sementara itu, di Bojonegoro Gubernur Jatim Imam Utomo kemarin menyatakan, kerusakan di sepanjang Bengawan Solo dari hulu hingga hilirakibat banjir besar diperkirakan mencapai Rp 85 miliar. (ACI/RYO/LAS) Post Date : 09 Januari 2008 |