|
MOJOKERTO - Keberadaan sanitasi masyarakat (Sanimas) berupa fasilitas MCK (mandi cuci kakus) di Kota Mojokerto tampaknya menjadi perhatian mancanegara. Setidaknya itu terbukti di Sanimas Margoratan, Lingkungan Suratan, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon menjadi jujugan aktivis LSM lingkungan dan air yang terbagi atas 12 negara. Bahkan, Sanimas yang berdampingan dengan area makam dan rumah penduduk itu bakal dijadikan sebagai bahan riset (penelitian) dan pembahasan dalam konferensi dan ekshibisi bertajuk Decentralized Wastewater Treathment Solutions in Developing Countriesh yang dihelat Borda dan Iwa (International Water Association), 23 -26 Maret di Sheraton Hotel, Surabaya. Ke-12 Negara tersebut diantaranya Malaysia, Singapura, Filipina, Laos, Jamaika, Jerman, India dan Indonesia sendiri. Dijadikannya objek riset oleh kalangan LSM lingkungan, menyusul bangunan Sanimas Margoratan adalah hasil kerja sama BEST (Bina Ekonomi Sehat Terpadu) dengan LSM BORDA (Bremen Overseas Research and Development Association) Jerman yang sudah disosialisasikan sejak tahun 2003 lalu. Bahkan, Sanimas di Kota Mojokerto dapat dibilang menjadi bagian proyek yang berhasil melibatkan dan memberdayakan masyarakat setempat. ''Kedatangan kami karena ingin melihat asas manfaat dan keterlibatan masyarakat atas fasilitas sanitasi yang dibangun,'' ungkap Maren Heuvels, perwakilan Borda. Rombongan peserta konferensi yang disambut langsung Wali Kota Abdul Gani Soehartono itu berkesempatan mengujungi kamar MCM yang difasilitasi televisi, radio dan telepon sebagai hiburan dan alat komunikasi. Sebagian lainnya juga berkempatan menanyakan langsung kepada masyarakat atas manfaat yang didapat dari bangunan yang dianggarkan senilai Rp 250 juta tersebut. ''Kami juga ingin mengetahui langsung bagaimana kepedulian pemerintah setempat terhadap pemanfaatan sanitasi dengan sistem komunal ini," terang Maren. Senada juga disampaikan Jetta, perwakilan Borda yang lain. Bule dengan tinggi 175 sentimeter ini mengatakan, keberadaan Sanimas memang bertujuan untuk memberdayaan dan mengembalikan asas manfaatnya kepada masyarakat. Diantaranya, manfaat bio degester sehingga menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan masyarakat baik untuk memasak maupun kegiatan yang lain. ''Itu sudah kami lihat sendiri. Setidaknya tiga rumah sudah memanfaatkan energi biogester ini. Makanya Semua hal terkait Sanimas Margoratan ini akan kami bawa dalam konferensi dan ekshibisi di Surabaya," paparnya. Kendati demikian, Sanimas yang diresmikan oleh istri Kapolri, Nanny Bambang Hendarso dan Wali Kota Abdul Gani pada 20 Mei 2009 tersebut cukup berhasil, tetapi masih perlu adanya aspek pengembangan dan perbaikan oleh stakeholders. Terutama dalam hal perbaikan dan kondisi Sanitasi. ''Sebab peran stakeholders dalam hal ini kami anggap cukup penting," tambah Maren. Wali Kota Abdul Gani menyatakan kepedulian Pemkot Mojokerto terhadap perbaikan sarana sanitasi masyarakat dengan pendekatan sanitasi berbasis masyarakat diwujudkan. Tidak saja dalam bentuk pendirian Sanimas di sembilan titik, namun juga pemberdayaan masyarakat melalui berbagai kegiatan yang sinergis. ''Tanpa sanitasi yang baik, mustahil akan terwujud lingkungan yang baik," tuturnya. (ris/yr) Post Date : 24 Maret 2010 |