|
Bandung, Kompas - Ketua Badan Promosi Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Murtedjo Sulaksono berencana mendirikan pembangkit listrik dengan memanfaatkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah. Walaupun sudah ada investor yang berminat, proyek ini masih menunggu kepastian dari Gubernur Jawa Barat. "Gubernur masih sibuk sehingga belum bisa memberi keputusan," ujar Murtedjo di Bandung, Jumat (7/5). Murtedjo mengatakan, menurut rencana, pembangunan proyek yang memakan waktu kurang lebih dua tahun ini menghasilkan daya listrik sebesar 30- 40 megawatt. Energi listrik itu akan dimanfaatkan untuk mengurangi defisit energi di Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Murtedjo mengatakan, proyek penanaman modal asing sebesar 15-20 juta dollar AS itu nantinya akan menambah pendapatan daerah Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Keuntungan lain dari dibangunnya pembangkit listrik Leuwigajah adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, pembelajaran teknologi, wawasan, dan keahlian. Selain itu juga diharapkan produksi sampah dari Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung yang mencapai 2.500-3.000 meter kubik per hari dapat diserap. Tri Padmi, dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), memang melihat kemungkinan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah menghasilkan tenaga listrik. Ia menjelaskan, dalam tumpukan sampah terdapat anaerob, yaitu organisme yang dapat hidup tanpa oksigen. Organisme itu mengurai sampah dan melepaskan metan, gas yang mudah terbakar. "Gas metan inilah yang kemudian dapat diubah menjadi tenaga listrik. Dari kurang lebih satu kilogram sampah dapat diproduksi hingga dua liter gas metan yang menghasilkan 11,6 kWh listrik" kata Tri. (J15) Post Date : 08 Mei 2004 |