|
BANDUNG -- Penumpukan sampah mulai terlihat di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung. Padahal, baru lima hari tempat pembuangan akhir (TPA) Cicabe ditutup. Sementara itu, warga yang tinggal di sekitar TPS mengeluhkan bau sampah yang kian menyengat. Berdasarkan pantauan Republika, di TPS Sederhana dan Ujungberung, sampah sudah menggunung. Selain itu, sampah-sampah di beberapa titik jalan Cibiru-Cicaheum sudah meluber ke badan jalan. Menurut pengawas TPS Sederhana, Ahmad Sutisna, sebelum TPA Cicabe ditutup, TPS tersebut selalu bersih. ''Setiap hari, PD Kebersihan Kota Bandung mengangkut sekitar 4-5 rit atau 40 meter kubik sampah,'' katanya, Rabu (19/4). Ia menambahkan, jumlah itu berasal dari dua kecamatan, yakni Pasteur dan Sukajadi. Ahmad mengatakan, tumpukan sampah ini cukup mengganggu. Untuk itu, ia berharap pemkot segera merealisasikan pembangunan TPA baru. Permintaan itu, kata dia, sesuai yang dijanjikan Wali Kota Bandung, Dada Rosada. Wali kota, sambung dia, berjanji akan membangun TPA baru di atas lahan 20 ha, yakni 5 ha untuk pabrik sampah dan sisanya untuk penghijauan. Ditemui di TPS Ujungberung, salah satu warga Cisaranten, Imas (40 tahun), mengatakan, produksi sampah di rumahnya seperti biasa. Ia mengaku membuang sampah dua-tiga hari sekali sebanyak dua kantong plastik berukuran sedang. Sampah yang dibuangnya merupakan sampah jenis plastik, sayuran, dan sampah rumah tangga umumnya. Dikatakan Imas, biasanya saat membuang sampah, TPS tersebut kosong karena baru diangkut. Namun kini, sudah dua kali dia membuang sampah, TPS makin disesaki sampah. ''Baunya tidak kuat. Tapi saya juga tidak tahu harus membuang sampah ke mana lagi, karena dari informasi yang saya dapat, pemerintah kebingungan buang sampah,'' katanya menandaskan. Ketika ditanya apakah ia mengurangi sampah, Imas mengaku tidak pernah membuang sampah. Pasalnya, sampah yang dibuangnya tidak begitu banyak, dibanding tetangganya. Namun untuk ke depan, ia akan memilah sampah yang dibuang. Sementara itu, Direktur Teknik Operasi PD Kebersihan Kota Bandung, Cece Iskandar, mengaku telah menyebarkan 300 karung ke 189 TPS. Jumlah itu, sambung dia, disebarkan ke-139 kelurahan dan 26 kecamatan. ''Penyebaran karung ini untuk mengantisipasi meluapnya sampah ke jalan-jalan,'' katanya menandaskan. Cece menjelaskan, 300 karung itu disebar setiap hari. Pasalnya, volume sampah di Kota Bandung setiap hari semakin banyak. Bahkan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menyumbang karung-karung bekas. Ia mengaku yakin, pada pekan depan sampah di Kota Bandung akan semakin meluas. Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, Muchsin Al Fikri, mengatakan, untuk sampah sayuran sebaiknya mengembalikan kembali fungsi pasar induk. Salah satu fungsi pasar induk, adalah menyaring sampah yang masuk dari luar kota. Muchsin menjelaskan, sampah sayuran wortel atau kol, bagian luarnya dibersihkan di pasar induk. Sayuran itu dijual ke pasar lain dalam keadaan bersih. Melihat kondisi sekarang, kata Muchsin, pemkot sebaiknya memberikan izin kepada Pasar Induk Caringin untuk mengelola sampah sendiri. Jika Pasar Caringin mengelola sampah itu sendiri, maka volume sampah di Kota Bandung akan berkurang. Bahkan, kalau memungkinkan, pemkot memberikan insentif kepada perseorangan atau instansi yang berhasil mengelola sampah sendiri. Sementara itu, hingga kini, wali kota masih merahasiakan lokasi TPA jangka panjang ataupun lahan untuk pabrik sampah. Ia menjelaskan, keputusannya untuk merahasiakan lokasi TPA sangat beralasan. Pasalnya, ia khawatir banyak provokasi, sehingga Kota Bandung makin kesulitan untuk membuang sampah. Untuk sementara, Dada meminta masyarakat untuk bersabar. Karena pemkot pun sedang berusaha. Selain itu, ia meminta masyarakat mengurangi produksi sampah. (ren ) Post Date : 20 April 2006 |