tangerang Selatan, kompas - Sampah kembali menjadi problem yang tidak bisa tertangani oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Dalam sepekan terakhir, sampah di kota ini seperti dibiarkan saja tidak diangkut ke pembuangan akhir karena petugas kebersihan mogok bekerja.
Mogok kerja para petugas kebersihan ini memperparah masalah sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Sebelumnya masalah sampah telah membelit kota ini karena terbatasnya armada menyusul putusnya kerja sama penanganan sampah antara Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Putusnya kerja sama ini ditandai penarikan 40 armada pengangkut sampah oleh Kabupaten Tangerang.
”Sudah sepekan terakhir, sampah menumpuk dan tidak terangkut. Petugas dan mobil truk tidak terlihat datang ke sini mengangkut sampah,” kata Ahmad (45), pedagang sayuran di Pasar Ciputat, Selasa (14/12).
Keluhan serupa dilontarkan Kastari (34), pedagang di Pasar Jombang, Jalan Jombang Raya. ”Kalau bisa menghindar, saya juga pasti tidak datang ke pasar. Tetapi saya harus dagang. Protes ke pengelola pasar sudah sering, tetapi katanya bukan tanggung jawab mereka,” katanya.
Di pasar ini, orang-orang yang mau berbelanja, tukang ojek yang mangkal di depan pasar, hingga pengendara yang kebetulan lewat Jalan Jombang harus rela disengat bau busuk sampah.
Tumpukan sampah menghampar di sisi kanan depan bangunan pasar. Kawanan lalat yang terus berdengung dan hinggap ditumpukan sampah melengkapi pemandangan yang menjijikkan. Air lindi (air yang berasal dari sampah membusuk) mengalir ke mana-mana.
”Ini adalah keempat kalinya sampah menumpuk hingga berhari-hari di pasar. Kalau sebelumnya karena truk terbatas, sekarang katanya karena petugas mogok akibat upah belum dibayar,” ujar Ahmad.
Tumpukan sampah juga ditemukan di Pasar Cimanggis, Pamulang, sepanjang jalan antara Pamulang menuju Ciputat dan sepanjang Jombang hingga di sekitar Stasiun Sudimara. Gangguan sampah terlihat pula di Jalan Raya Serpong, Kampung Sawah dan Ki Hajar Dewantoro (Ciputat), Cikini (Jurang Mangu), Nusa Jaya (Bintaro), dan Pondok Kacang (Pondok Aren). Selain itu, sampah berserakan di sejumlah titik di Jalan Raya Ciputat dan Dewi Sartika.
Dibuang ke Cipeucang
Penjabat Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan Joko Suryanto membenarkan tumpukan sampah tidak terangkut karena armada pengangkut sampah terbatas dan petugas kebersihan mogok kerja. Namun, ia membantah mogok kerja karena terkait Pilkada Tangerang Selatan.
”Ada sedikit persoalan. Namun sesuai rapat Jumat pekan lalu, masalah sampah akan teratasi dalam empat atau lima hari ke depan,” jelas Joko.
Selain di Bantar Gebang, Bekasi, katanya, penampungan dan pengelolaan sampah akan dilakukan di lahan milik Tangerang Selatan di Cipeucang, Serpong.
Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan Eutik Suarta mengatakan, masalah penanganan sampah jadi prioritas program dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2011.
Sementara itu, di Jakarta Utara, persoalan sampah tidak hanya banyaknya sampah yang berasal dari darat, tetapi juga dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta dan juga sampah dari laut. ”Jakarta Utara itu menjadi muara sampahnya orang Jakarta, Bogor, dan juga Kepulauan Seribu serta kapal-kapal di laut. Semua sampah terdampar ke pantai Jakarta. Jumlah totalnya mencapai 5.000 meter kubik per hari,” kata Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono. (PIN/ARN/NEL)
Post Date : 15 Desember 2010
|