NGALIYAN - Warga Kelurahan Ngaliyan mulai sadar lingkungan. Mereka memberdayakan sampah supaya tidak lagi jadi momok lingkungan. Ada dua kegiatan rintisan yang kini tengah dijalani, yakni keranjang takakura dan pembuatan pupuk kompos.
Kompos hadir terlebih dulu. Bahkan sebidang tanah bengkok yang ada di wilayah RW 1 difungsikan sebagai ”pabrik” pengolahan pupuk kompos. Pengolahan itu jadi satu area dengan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kelurahan. Sudah dua tahun berjalan, warga yang membentuk kelompok tani dengan nama Moegi Moelyo tersebut mampu memasarkan pupuk komposnya mulai kepada warga sekitar sampai di luar kelurahan.
Manajer Operasional Moegi Moelyo, Nalih mengatakan, pengelolaan kompos secara swadaya. Masyarakat sekitar diberdayakan untuk membuat pupuk yang bahan dasarnya dari limbah organik itu.
Bukan Musuh
”Sekarang kami punya tiga pekerja, dua orang teknisi dan satu unit mesin bantuan dari Pemkot Semarang. Dengan kekuatan tersebut, kami mengelola sampah mulai dari fermentasi sampai pengepakan selanjutnya menjualnya,” ungkapnya.
Dipilihnya jenis usaha kompos, kata Nalih, semata-mata hanya ingin mengurangi produksi sampah harian. Dari kesepakatan bersama melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), mulailah merintis pembuatan pupuk.
”Semula terasa berat. Mulai dari memilah sampah yang dibuang, lantas mengumpulkan sampah-sampah tersebut. Terlebih banyak sindiran, kenapa yang dipilih usaha sampah, tidak usaha lainnya yang menguntungkan. Bagi saya, sampah jangan jadi musuh, tetapi kalau diolah bisa jadi teman bahkan menguntungkan. Akhirnya lambat laun usaha ini berjalan,” ucapnya.
Kemudian usaha sampah lain yang sedang dirintis oleh Tim Penggerak PKK Ngaliyan adalah keranjang Takakura. Kini sudah 75 kepala keluarga menggunakan keranjang ajaib itu disetiap rumah. Adalah Ny Susiati AR Salim, merupakan motor penggerak penggunaan keranjang yang digunakan untuk mengurai sampah ”dapur”. Dengan dibantu Lurah Ngaliyan, Sutrisno SE, ditargetkan semua warga kelurahan menggunakan keranjang tersebut.
”Saya bangga bisa kenal dengan sampah. Kini lihat sampah dari limbah dapur saja, langsung saya potong-potong atau hanya dibilas air bersih kemudian dimasukan pada keranjang. Setelah itu diaduk-aduk supaya tercampur semua,” ungkapnya.
Ia yakin bila warga gunakan keranjang itu, volume sampah rumah tangga terkurangi selain itu juga bisa difungsikan jadi pupuk. (H37,adj-16)
Post Date : 07 April 2011
|