|
YOGYAKARTA - Sampah yang menumpuk sisa perayaan malam pergantian tahun baru di Kota Yogyakarta mencapai 2.000 meter kubik atau mengalami kenaikan 25% dibanding hari biasanya. ”Rata-rata sampah yang ada di Kota Pelajar dalam satu hari adalah 1.600 meter kubik, namun jumlahnya meningkat karena ada malam pergantian tahun,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Hadi Prabowo, Sabtu (3/1). Menurut dia, peningkatan tersebut terjadi di beberapa tempat yang menjadi pusat perayaan pergantian tahun seperti di kawasan Malioboro dan Alun-Alun Utara. Sampah di sana bahkan mengalami kenaikan 100% dari semula 100 meter kubik/hari menjadi 200 meter kubik setelah malam pergantian tahun. ”Kebanyakan adalah sampah sisa makanan dan petasan,” ujarnya. Sebanyak 38 kendaraan pengangkut sampah yang dimiliki DLH harus menambah satu kali rit angkutan sampah menjadi tiga kali. Pembersihan di Malioboro baru selesai pada pukul 07.00 karena banyaknya sampah yang menumpuk. Taman Rusak Hadi menyebutkan, banyaknya penumpukan sampah di sana disebabkan masyarakat yang datang tidak hanya berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya, namun juga dari berbagai wilayah di Jateng. Selain menyisakan tumpukan sampah yang menggunung, perayaan malam pergantian tahun juga menyebabkan beberapa taman di kawasan Malioboro rusak, misalnya taman yang berada di titik nol kilometer. ”Kerugiannya relatif kecil, kurang dari Rp 2 juta,” tuturnya. Dia menjelaskan, pihaknya tidak memakai tanaman yang harganya mahal untuk taman kota, namun berusaha mengombinasikan warna sehingga tetap terkesan indah. Kerusakan taman di tempat itu juga pernah terjadi pada saat perayaan ulang tahun Kota Yogyakarta, ketika berlangsung Jogja Java Carnival pada Oktober tahun lalu. Saat itu Pemkot juga mengalami kerugian sekitar Rp 2 juta. Meski rusak taman tersebut berhasil dipulihkan dalam waktu sepekan. ”Untuk kembali seperti semula diperlukan waktu kurang lebih satu bulan dengan pemupukan dan penyiraman yang intensif,” tandasnya. (P12,P58-70) Post Date : 05 Januari 2009 |