|
SOLO (SINDO) Melalui program Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) Pemkot Solo mendapat bantuan fasilitasi untuk mengembangkan sistem pengolahan sampah dan sanitasi air bersih. Kemarin, Pemkot Solo melakukan presentasi ke perwakilan penyandang dana dalam rangka Join Mid Term Review (JMTR) Bappenas, Bank Dunia,Water and Sanitation Project,Kedutaan Besar Belanda,dan pemerintah Swedia. Menurut Kepala Badan Perencana daerah (Bapeda) Solo Triyanto, ke depan, ujarnya, Solo akan membangun pabrik pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putricempo Mojosongo. Pabrik pengolah sampah itu 100% akan menggandeng investor dari Kanada. Pabrik pengolah sampah ini akan mengolah sampah organik menjadi pupuk cair, jelas Triyanto, kemarin. Dia menjelaskan, nilai investasi pabrik pengolah sampah itu lebih dari Rp200 miliar. Untuk menyediakan bahan baku sampah, Solo akan menggandeng daerah sekitar. Seperti Sukoharjo, Karanganyar, Sragen,dan Boyolali. Bahkan, selain pabrik itu, Pemkot Solo juga menggagas TPA sampah regional. Sementara itu, untuk pengembangan sistem sanitasi air bersih, Dirut PDAM Solo Abimanyu menjelaskan, fasilitasi dari ISSDP nantinya akan digunakan untuk pengembangan pelayanan pelanggan. Target pelayanan pelanggan PDAM sendiri 80 ribu pelanggan.Saat ini jumlah pelanggan baru mencapai 54 ribu. Saat ini Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Jurug dengan bahan baku air Bengawan Solo sudah mulai dioperasikan, jelasnya. IPA Jurug itu mempunyai kapasitas 100 liter per detik sehingga mampu melayani 6.000 pelanggan baru. Sehingga, jumlah pelanggan sudah mencapai 60.000 pelanggan. (sumarno) Post Date : 17 April 2007 |