Sampah Rusak Sungai di Cirebon

Sumber:Kompas - 19 Juni 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Cirebon, Kompas - Tumpukan sampah bercampur tanah yang terkena erosi di sepanjang sungai-sungai di Kota Cirebon, hingga muara dan wilayah pesisirnya, sangat mengkhawatirkan. Saat hujan deras dan air laut pasang, kerap terjadi banjir dan rob karena fungsi sungai sebagai penampung air sudah terganggu.

Menurut Kepala Kantor Pengelola Lingkungan Hidup (KPLH) Kota Cirebon Yati Rohayati, tren pencemaran sungai di Kota Cirebon terus meningkat walau kadarnya masih di bawah ambang baku mutu. Dari 18 sungai dan empat kolam oksidasi di Kota Cirebon, semua tercemar.

Secara fisik warna air di semua sungai di Kota Cirebon keruh kecoklatan. Penyebabnya adalah erosi di sepanjang aliran sungai serta pengomposan yang tidak maksimal, terutama pada sungai yang alirannya lambat dan padat penduduk.

Sumber pencemaran terbesar adalah sampah dan limbah domestik dari permukiman, industri, dan perdagangan. Semakin padat penduduknya, jumlah sampah yang hanyut dan mengendap di dasar sungai makin tinggi. Selain itu, usaha-usaha kecil, industri jasa perhotelan, kesehatan, dan perdagangan juga menyumbang limbah dan sampah dalam jumlah besar pada sungai-sungai di Cirebon.

Kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai belum dapat dihilangkan. Limbah detergen dan kotoran pun langsung dibuang ke sungai. Akibatnya, terjadi pendangkalan di hampir semua sungai. Selain itu, timbul penumpukan sampah dan sedimentasi di muara sungai yang langsung menuju ke laut, seperti di muara Sungai Sukalila, Kalijaga, dan Kasunean. Merusak pantai

Berdasarkan data KPLH Kota Cirebon, tingkat kekeruhan dan kandungan padatan terlarut dalam air (total disolved solid/TDS) di sepanjang sungai hingga muara laut Sungai Kalijaga, Sukalila, Cipadu, dan Banjir Kanal itu melebihi baku mutu. "Potensi tercemarnya sungai-sungai di Kota Cirebon tinggi dan setiap tahun trennya meningkat," ujar Yati.

Kepala Seksi Program Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Triyono Tulus Setiawan mengatakan, pendangkalan sungai di Kota Cirebon lebih disebabkan tumpukan sampah. Di Sungai Kasunean, misalnya, mulai dari muara hingga 3 kilometer sebelum muara sungai, sampah yang mengendap sangat banyak.

BBWS belum memiliki angka pasti peningkatan sedimentasi sampah pada semua sungai dan muara di Kota Cirebon. Namun, indikator tingginya pendangkalan tersebut oleh sampah bisa dilihat ketika musim hujan, yaitu selalu terjadi banjir di sekitar muara Kota Cirebon. "Jika dilihat dari hulu, sebenarnya tingkat erosi tidak terlalu besar," kata Tulus.

Menurut Tamad (58), warga pesisir di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, tumpukan sampah di sepanjang pantai semakin banyak.

Ketua Yayasan Buruh dan Lingkungan Hidup Yoyon Suharyono mengakui, warga Kota Cirebon masih suka membuang sampah ke sungai. (THT)



Post Date : 19 Juni 2009