SOLO (SI) – Kepastian mengenai kerjasama dengan investor Jerman untuk pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo dicapai.
Tumpukan sampah di area seluas 17 hektare itu akan diolah menjadi pembangkit listrik berkapasitas tak kurang dari 2 megawatt (MW). Nota perjanjian ditandatangani oleh Wali Kota Solo Joko Widodo, perwakilan Eurotech GMBH Jerman Volker Schulz Berendt,dan Direktur PT Selaras Daya Utama Lilik Setiawan selaku mitra lokal. Penandatanganan berlangsung di rumah dinas Wali Kota Solo ‘Loji Gandrung’, kemarin. Jokowi - sapaan akrab Joko Widodo - mengatakan, selama dua tahun pihaknya merencanakan proyek tersebut.
Rencananya, paling lambat dua bulan setelah penandatanganan, proses pelaksanaan proyek mulai dilakukan. Pihak investor telah memberikan jaminan kepada pemkot bahwa ke depan tidak akan ada pemindahan tangan pelaksanaan proyek ke pihak lain. ”Kita telah menerima jaminan itu,”ujarnya. Setiap harinya, sebanyak 260 ton sampah dihasilkan di kota pinggiran Sungai Bengawan Solo ini. Produksi yang cukup tinggi tersebut tidak sebanding dengan kapasitas TPA Putri Cempo yang diperkirakan tinggal memiliki usia efektif tiga tahun ke depan. Sedangkan,pembuatan TPA baru tidak memungkinkan lantaran terbentur payung hukum.
”Karenanya, kerjasama ini diharapkan dapat segera mengatasi persoalan sampah tersebut,”ungkapnya. Ketika ditanya mengenai siapa saja yang bakal dilibatkan dalam pengelolaan sampah itu, alumni UGM Yogyakarta ini mengatakan, akan ada banyak pihak yang terlibat.Para pemulung yang selama ini mengais rezeki dari tempat itu juga diikutsertakan. ”Proyek akan dibuat secara terpadu dengan melibatkan semua komponen di TPA Putri Cempo,” ujarnya. Nilai investasi yang ditanamkan oleh Eurotech pada bidang ini cukup besar.
Menurut Volker Schulz Berendt, jumlah modal yang harus ia kucurkan pada kerjasama ini adalah Rp300 miliar. Nominal sebanyak itu akan dicairkan secara bertahap sesuai dengan tahapan pelaksanaan proyek. ”Tahap pertama adalah penyiapan lahan dan pabrik, dengan perkiraan anggaran sebesar Rp5 miliar,”bebernya. Dengan volume sampah sebesar 260 ton per hari,akan dapat diperoleh biogas yang dapat menghasilkan listrik dua megawatt. Listrik yang dihasilkan akan ditawarkan ke PLN untuk selanju-tkan didistribusikan kepada masyarakat.
Selain biogas, sampahsampah tersebut juga akan diolah untuk pupuk organik. Juru bicara PLN APJ Surakarta Suharmanto mengaku, PLN siap membeli listrik dari pihak ke tiga apabila tercapai kesepakatan harga. Ia menyambut gembira gagasan dari Pemkot Solo itu. Sebab, daya listrik 2 MW itu setara dengan yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ada di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (fefy dwi haryanto)
Post Date : 07 Oktober 2009
|