|
Adalah sebuah hal yang pasti bahwa produksi sampah di suatu wilayah akan bertambah seiring dengan makin banyaknya penduduk. Dengan jumlah penduduk sekitar 3,47 juta jiwa (2006), produksi sampah di DI Yogyakarta terbilang banyak, yaitu mencapai 5.700 meter kubik (m3) per hari. Namun, hingga kini tingginya produksi sampah tersebut belum sepenuhnya tertangani oleh pemerintah setempat karena keterbatasan sarana pengangkut dan kapasitas tempat pembuangan akhir sampah. Sampai sekarang, satu-satunya TPA sampah di DIY berada di Kecamatan Piyungan, Bantul. Dengan luas wilayah 12 hektar dan jumlah sampah yang masuk mencapai 1.784 m3 per hari diperkirakan pada 2012 TPA ini tidak dapat menampung sampah lagi. Padahal, TPA itu baru difungsikan untuk menampung sampah dari sebagian warga Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul. Adapun sampah warga Kulon Progo dan Gunung Kidul yang produksinya mencapai 1.566 m3 per hari belum tertampung di TPA itu. Secara keseluruhan di DIY jumlah sampah yang tidak terangkut setiap hari mencapai 3.683 m3. Artinya, lebih dari separuh sampah yang dihasilkan masyarakat DIY masih dibuang tak jauh dari lingkungan rumah. Berdasarkan Publikasi Badan Pusat Statistik, sepanjang 2005 masih ada 380 atau 86 persen desa/kelurahan di DIY yang sebagian besar masyarakatnya mengolah atau membuang sampah dengan cara dibakar atau dibuang ke lahan kosong, sungai, dan selokan. Kondisi ini memaksa pemerintah dan masyarakat untuk mengolah sampah secara baik. Sebab, sampah yang tak terolah dengan baik berpotensi menjadi sarang penyakit dan mencemari lingkungan. (SUGITO/LITBANG KOMPAS) Post Date : 05 Mei 2007 |