YOGYAKARTA- Jangan buang sampah plastik sembarangan karena ternyata ada yang membutuhkannya. Plastik bekas bermanfaat untuk mengatasi jalan bermasalah, terutama yang lunak agar kuat kembali.
’’Tanah bermasalah seperti jalan yang bergelombang berakibat pada ketidaknyamanan pengendara kendaraan, mobil maupun motor,’’ ungkap dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DR Eng Agus Setyo Muntohar. ST MEng, kemarin.
Melihat banyaknya jalan bermasalah misal retak-retak pada musim kering dan mengembang serta lunak di musim hujan, dia lantas melakukan penelitian mencari solusi.
Jenis tanah bermasalah tersebut banyak ditemukan di Yogyakarta, seperti di sepanjang jalan Wates hingga Purworejo. Bertahun-tahun dia meneliti sampah-sampah plastik di tempat pembuangan akhir Piyungan.
Dalam perbaikan tanah bermasalah, plastik diolah bersama dengan kapur dan abu sekam padi. Plastik yang memiliki unsur fiber atau serat berguna untuk merekatkan dan memperkuat tanah ketika retak di musim kering. Kapur dan abu sekam padi mempunyai peran untuk memperkuat tanah yang berkembang dan lunak karena terkena hujan yang cukup banyak.
’’Fiber, kapur dan abu sekam padi ini memiliki fungsi yang bisa berguna pada musim yang berbeda. Pada musim kemarau, tanah tidak akan retak karena memiliki kandungan fiber sedangkan di musim hujan tanah yang lunak dikeraskan oleh kapur dan abu sekam padi sehingga tidak ambles,’’ paparnya.
Menurut Agus, cara pembuatannya juga cukup sederhana. Plastik yang kuat dipotong panjang-panjang kemudian dihaluskan dan dileburkan bersama kapur dan abu sekam padi. Setelah itu dicampur dengan tanah.
Biasanya pada pembuatan jalan, tanah dikeruk 30-40 cm terlebih dahulu untuk meratakannya, tanah hasil kerukan dicampur dengan olahan plastik, kapur dan abu sekam padi. Terakhir, tanah campuran itu diratakan lagi di atas tanah yang hendak dijadikan jalan aspal tersebut.
Agus berharap selain untuk mendayagunakan sampah plastik menjadi komoditi maupun barang ekonomis, pengolahannya menjadi bahan perbaikan tanah bermasalah merupakan salah satu usaha cerdas untuk menjaga lingkungan.
’’Ide sederhana untuk bumi yang besar yang memang memerlukan perawatan dari manusia penghuninya,’’ ujar dia yang akan mempresentasikan penelitiannya ini dalam International Conference of FEOFS, Kuala Lumpur, Malaysia. (D19-47)
Post Date : 25 Februari 2010
|