Sampah Perpendek Usia Saguling

Sumber:Pikiran Rakyat - 20 November 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG, (PR).- Ribuan kubik sampah yang dibawa Sungai Citarum ke Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, bisa mengganggu kerja mesin pembangkitan. Selain menambah laju sedimentasi, sampah tersebut juga mengeluarkan bahan sulfur yang dapat mempercepat proses pengaratan. Jika tidak diatasi, umur waduk menjadi pendek dan pasokan listrik kepada masyarakat terbatas.

Alam sebenarnya memproduksi sulfur. Tapi, sampah akan menambah tinggi kadar sulfur tersebut hingga proses oksidasi yang menyebabkan pengaratan semakin cepat, ujar Sekretaris Perusahaan PT Indonesia Power Lili Tjarli, Senin (19/11). Penjelasan Lili tersebut, disampaikan di depan ratusan peserta Jumpa Bakti Lingkungan Alam Raya (Jambalaya) ke-5 di Pontren Darul Falah Desa/Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat.

Menurut Lili, laju sedimentasi juga semakin cepat, karena ribuan kubik sampah terbawa ke waduk. Berbeda dengan sedimentasi lumpur, sampah plastik akan sulit terurai. Data terakhir, laju sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 4 meter kubik/tahun.

Laju sedimentasi ini akan semakin cepat, jika penyebab sedimentasi tidak segera diatasi. Upaya lewat pengerukan sampah di sekitar Sungai Citarum yang berdekatan dengan Saguling, kata Lili, bukan solusi utama. Pasalnya, selama kesadaran masyarakat rendah, maka sampah yang dibuang ke sungai akan bertambah banyak.

Jaring sampah

Berdasarkan data di Indonesia Power, sampah yang masuk ke Waduk Saguling setiap hari mencapai 1 hektare. Sampah, biasanya terbawa arus sungai dalam jumlah banyak, saat hujan deras di hulu Citarum.

Sedangkan untuk menghindari masuknya sampah ke dalam waduk, dibuat tiga jaring sampah di tiga lokasi berbeda. Jaring sampah dari kawat baja ini, berfungsi menahan sampah hingga berkumpul di tempat tertentu untuk dimanfaatkan pemulung. Bahkan, tidak hanya sampah yang terjaring, namun juga tanaman eceng gondok.

Kami ingin semua pihak bertemu dan membicarakan tentang pentingnya pengelolaan sampah. Manfaatnya, tentu tidak hanya untuk Saguling, kata Lili. Acara Jambalaya yang digagas Indonesia Power setiap tahun ini, salah satunya untuk mengikat komitmen dari berbagai pihak dalam hal kepedulian terhadap pemanfaatan sampah.

General Manager PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling Sudibyanto, menjelaskan, kelestarian lingkungan berkaitan erat dengan pasokan listrik kepada masyarakat. Jika upaya pelestarian lingkungan hanya dilakukan beberapa pihak, maka tidak akan efektif.

Sudah tiba saatnya, setiap warga membersihkan selokan di depan rumahnya. Tidak ada pilihan lain bagi kita untuk mengatasi sampah, ujarnya.

Upaya pengelolaan sampah tersebut, juga mendapat dukungan dari kalangan ulama. Menurut Ustaz Didin Saepudin, staf KUA Kec. Cililin, pengelolaan sampah sejalan dengan Alquran, agar tidak membuat kerusakan di muka bumi. Sedangkan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, merupakan ulah manusia. Pengolahan sampah menjadi bahan energi , sangat tepat di tengah krisis energi dan ekonomi saat ini, ujar Didin. (A-124)



Post Date : 20 November 2007