|
Hari memasuki sore, sekitar pukul 14.00, Minggu (3/12). Suasana di bekas lahan Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Pasir Impun begitu sepi. Mesin penggiling sampah untuk pembuatan kompos membisu. Tak satu pun petugas ada di sana karena memang sedang libur. Yang tampak dominan hanyalah tumpukan sampah organik kering yang mulai basah karena hujan semalam. Sampah-sampah inilah yang akan disulap menjadi kompos. Pasir Impun memang bukan lagi TPA. Bau sampah sama sekali tidak tercium lagi. Di sebelah atas dari tempat pembuatan kompos hanya sisa-sisa sampah anorganik, seperti plastik, karet, dan botol, setengah terkubur tanah yang menjadi tanda bahwa tempat itu pernah menumpuk bertruk-truk sampah. Tempat inilah yang sejak lama akan dijadikan lahan penghijauan. Sejak ditutup 30 April 2005, Pemerintah Kota Bandung mencanangkan Pasir Impun sebagai Tegallega ketiga dan TPA Cicabe sebagai Tegallega kedua. Di lahan itu ditanami berbagai jenis pohon, seperti mahoni dan angsana, tetapi jumlahnya hanya satu-dua. "Sudah sering diceritakan kepada kami kalau di sini akan dibangun taman. Warga juga bisa bermain dan mencari hiburan di sini. Itu sudah setahun lalu, tetapi sampai sekarang masih gini-gini aja. Enggak tahu kapan mulai dibangun, dua tahun lagi mungkin," kata Tia (24), warga RT 03 RW 13, Kampung Babakan, Kelurahan Karang Pamulang, Kecamatan Cicadas, tak jauh dari bekas TPA Pasir Impun. Kondisi serupa juga terlihat di bekas lahan TPA Cicabe di Kelurahan Mandala Jati, Kecamatan Cicadas. Di atas lahan seluas 1,5 hektar ini yang tampak hanyalah gunungan tanah bekas mengubur sampah. Sejauh mata memandang hanya tanah merah dan sampah anorganik yang menyembul dari tanah. Rencana Pemkot Bandung menyulap Cicabe dan Pasir Impun menjadi Tegallega kedua dan ketiga sudah berkali-kali diekspos media massa. Namun, belum ada tindakan nyata. Dua lahan itu kini menjadi lahan penghijauan yang tak kunjung hijau. Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung Taufik Rachman menjelaskan, bekas TPA Cicabe dan Pasir Impun tidak bisa langsung ditanami pohon. Alasannya, di dalam tanah masih terdapat uap panas dari fermentasi sampah. "Kami menunggu hasil kajian BPLH (Badan Pengendalian Lingkungan Hidup) Kota Bandung," kata Taufik. Rencananya, 13 Desember mendatang Pemkot Bandung akan mencanangkan kedua tempat itu sebagai lahan penghijauan atau Tegallega kedua dan ketiga. "Sudah kita siapkan beberapa jenis pohon yang mau ditanam. Kita lihat saja nanti," kata Taufik. (Mohammad Hilmi Faiq) Post Date : 04 Desember 2006 |