|
Jakarta, Kompas - Pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu terhambat oleh banyaknya sampah dari Jakarta yang hanyut sampai ke kawasan itu. Kiriman sampah dari sungai-sungai Jakarta yang mencapai 300 meter kubik setiap hari dikhawatirkan telah mematikan banyak biota laut dan merusak terumbu karang. Kondisi itu dikatakan oleh Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Joko Ramadhan, Sabtu (7/4) di Jakarta Pusat. "Pada 2004, sampah dari Teluk Jakarta sudah sampai ke Pulau Bidadari. Jangkauan sampah meluas sampai Pulau Untung Jawa pada 2005 dan terus meluas ke Pulau Pari dan Pramuka pada 2006. Bulan ini, sampah dari Jakarta juga sampai ke Pulau Air Resor," kata Joko. Sampah-sampah yang sampai ke Kepulauan Seribu itu kebanyakan berupa plastik dan barang-barang yang tidak terurai lainnya. Sampah-sampah itu selalu terapung dan tidak dapat busuk sehingga makin lama makin banyak menumpuk di Kepulauan Seribu. "Bagaimana dapat membangun pariwisata air jika lautnya dipenuhi sampah? Fasilitas wisata apa pun tidak akan diminati wisatawan jika lingkungannya kotor," kata Joko. Joko mengatakan, pihaknya kesulitan untuk membersihkan sampah yang terkirim melalui sungai-sungai di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Keterbatasan armada kapal pengangkut, sedikitnya kemampuan mesin pembakar sampah, dan sampah yang terus mengalir menyebabkan masalah itu sulit ditanggulangi. Saat ini, kata Joko, sampah kiriman mengakibatkan masyarakat Kepulauan Seribu resah karena hasil tangkapan mereka di perairan itu menurun. (eca) Post Date : 08 April 2007 |