|
BANYUWANGI - Problem sampah ternyata belum bisa teratasi di Bumi Blambangan. Kali ini, limbah rumah tangga menutup depan pasar induk Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Pintu masuk pasar tersebut dipenuhi sampah. Areal parkir becak dan mobil juga dijejali dengan limbah pedagang pasar. "Sudah beberapa hari ini, sampah ini tidak diambil. Akhirnya menumpuk seperti ini," ujar seorang tukang becak. Masalah sampah di pasar itu juga menganggau keindahan kota Muncar. "Sudah seharusnya Muncar punya TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," ujar Dirman, warga Desa Kedungrejo. Kondisi ini juga membuat risih Suwandi, aktivis LSM Lingkungan Akar Pala. "Semua ini terjadi karena pemerintah tidak punya konsep jelas dalam penanganan sampah," cetusnya. Menurut Suwandi, selama ini problem sampah sudah sering terjadi. Tragisnya, akar permasalahannya ternyata hanya persoalan anggaran yang terbatas. "Dulu sampah banyak menumpuk karena petugas tidak dibayar. Sekarang karena anggarannya telah habis," katanya. Suwandi menambahkan, pemerintah harusnya memiliki terobosan baru dalam penanganan masalah sampah. Sampah tidak dibuang begitu saja, tanpa bisa dimanfaatkan lagi. "Selama ini, sampah hanya dibuang ke TPA terus dibakar," ujar aktivis yang tinggal di Desa Kedungringin, Muncar itu. Sampah yang banyak menumpuk itu sebenarnya bisa dimanfaatkan. Dengan melalui pengolahan, sampah itu akan memiliki nilai jual yang tinggi. "Terobosan melalui pengelolaan sampah ini, seharusnya dilakukan pemerintah," ujarnya.(abi/bay) Post Date : 13 Desember 2008 |